Anggota TNI Gugur Diserang di Papua

TNI Diserang OTK di Papua Barat, 4 Anggota Tewas dan 1 Hilang

Merdeka.com 2021-09-02 10:41:45
Tim gabungan tentara dan polisi mengejar kelompok bersenjata di Beoga Kabupaten Puncak, Papua. ©ANTARA/HO-Satgas Humas Ops Nemangkawi

Sebanyak empat anggota TNI Angkatan Darat ditemukan meninggal dunia akibat diserang oleh sekelompok kelompok orang tidak (OTK) dikenal di Posramil Kisor Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, Kamis (2/9) pukul pukul 03.00 WIT.

Keempat prajurit TNI AD tersebut diserang saat sedang tidur di Posramil Kisor. Keempat anggota TNI AD yang ditemukan meninggal dunia tersebut masing-masing Serda Amrosius, Praka Dirham, Pratu Zul Ansari, dan Lettu Chb Dirman.

Sedangkan Lettu Chb Dirman Komandan Posramil Kisor ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di dalam semak-semak belukar tak jauh dari pos.

Berdasarkan informasi yang diterima masih ada satu anggota TNI AD Pratu Ikbal hingga kini dinyatakan hilang dan belum ditemukan.

Kepala Penerangan Kodam XVIII/Kasuari Letnan Kolonel Arm Hendra Pesireron yang dihubungi membenarkan kejadian tersebut dan dalam evakuasi.

Ditembaki, 1 Anggota TNI Lompat ke Sungai

Kesaksian Anggota TNI Selamat Diserang 50 OTK, Loncat ke Sungai Tetap Ditembaki

Merdeka.com 2021-09-03 07:38:00
Pangdam Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa. ©ANTARA/HO-Pendam XVIII Kasuari

Penyerangan kembali dilakukan oleh separatis teroris di Papua Barat terhadap anggota TNI. Penyerangan ini terjadi pada Kamis (2/9) pukul 04.00 WIT. Akibat insiden ini, empat anggota TNI, Posramil Kisor Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat meninggal dunia.

"Diduga ini dilakukan oleh KSD, Kelompok Separatis Teroris, dengan menggunakan senjata tajam parang. Yang mengakibatkan 4 orang anggota kami gugur. Kemudian dua orang luka bacok, dan lima orang dalam keadaan aman dan selamat," kata Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen I Nyoman Cantiasa saat konferensi pers.

Lantas bagaimana kesaksian anggota TNI yang selamat usai diserang 50 OTK? Melansir dari akun Instagram pasukan_tempur_, Jumat (3/9), simak ulasan informasinya berikut ini.


Senjata Ada Satu

Salah satu anggota TNI memberikan kesaksian atas insiden penyerangan yang dilakukan separatis teroris di Papua Barat. Dia menjelaskan bagaimana kondisinya pada saat itu. Apalagi dirinya juga berada di kondisi yang jauh dari senjata.

Instagram pasukan_tempur_ ©2021 Merdeka.com

"Senjata di sana," ungkap prajurit TNI yang selamat.

"Senjata cuma satu," paparnya.


Locat ke Sungai Tetap Ditembaki

Dia merupakan salah satu anggota yang selamat dari insiden tersebut. Hal ini lantaran dia berhasil menyelamatkan diri dengan loncat ke sungai. Meski sudah di dalam air pun ternyata dia masih terus ditembaki.

Instagram pasukan_tempur_ ©2021 Merdeka.com

"Saya langsung melompat di belakang, karena saya buka pintu bahwa saya tengok, saya melompat di sungai," tambahnya.

"Mereka masih ditembak saya, tapi saya menyelam dalam air," lanjutnya.


Pakai Senjata Rakitan

Dia juga menjelaskan jika para separatis teroris tersebut membawa senjata. Mereka membawa pucuk dan senjata rakitan. Prajurit TNI ini juga mengatakan anggota lainnya aman dari serangan.

"Berarti mereka ada pucuk ya?," tanya anggota TNI yang merekam.

Instagram pasukan_tempur_ ©2021 Merdeka.com

"Siap, mereka ada pucuk," jawabnya.

"Ada pucuknya ya?," tanyanya lagi.

"Ada pucuk, dan ada senjata rakitan," jawabnya menambahkan.

"Tapi yang lain enggak apa apa to semua to? Tidak ditembak?," tanyanya.

"Tidak apa-apa," jawabnya.


Pengejaran Para Pelaku

Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen I Nyoman Cantiasa telah perintahkan kepada anak buahnya untuk melakukan pengejaran terhadap para pelaku. Dengan nada marah, dia meminta seluruh pelaku harus ditangkap.

"Kalau dia berani gebrak meja, kita harus hancurkan meja itu," kata Nyoman dengan nada tinggi sembari gebrak meja.

©2021 Merdeka.com

Selain itu, Nyoman juga menjamin keselamatan dan perawatan para anggotanya yang kini tengah terbaring lemah akibat penyerangan tersebut. Seperti diketahui, empat prajurit TNI AD diserang saat sedang tidur di Posramil Kisor. Keempat anggota TNI AD yang ditemukan meninggal dunia.

Masing-masing adalah Serda Amrosius, Praka Dirham, Pratu Zul Ansari, dan Lettu Chb Dirman. Sedangkan Lettu Chb Dirman Komandan Posramil Kisor ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di dalam semak-semak belukar tak jauh dari pos.

Berdasarkan informasi yang diterima masih ada satu anggota TNI AD Pratu Ikbal hingga kini dinyatakan hilang dan belum ditemukan.


Video Kesaksian Anggota TNI

Berikut video kesaksian anggota TNI yang selamat dari serangan 50 OTK.

KNPB Dalang Penyerangan TNI

Kapendam Kasuari: Pelaku Penyerangan Anggota TNI di Maybrat KNPB Bukan KST

Merdeka.com 2021-09-09 18:23:58
TNI kejar kelompok bersenjata di Papua. ©2021 Merdeka.com

Kepala Penerangan Kodam XVIII/Kasuari Letnan Kolonel Arm Hendra Pesireron memastikan kelompok penyerang Pos komando rayon militer (Posramil) persiapan Kisor, Distrik Aifat Selatan, Maybrat, Papua Barat adalah Komite Nasional Papua Barat (KNPB). Sebelumnya, pelaku penyerangan disebut-sebut sebagai Kelompok Separatis Teroris atau KST. Dalam insiden penyerangan itu, empat prajurit TNI gugur.

Dia menjelaskan pola gerakan KNPB saat ini. KNPB kini mulai melakukan penyerangan. Salah satunya dilakukan oleh kelompok dipimpin Manfet Fatem.

"KNPB sudah jelas kan mereka sebelum melaksanakan penyerangan itu kan mereka rapat persiapan penyerangan di kantor sekretariat KNPB. Dulu itu KNPB kan bilangnya perjuangannya lewat politik kan, ternyata tidak. Sekarang sudah dengan senjata," kata Hendra saat dihubungi merdeka.com, Kamis (9/9).

Hendra menegaskan, mereka yang melakukan penyerangan Posramil bukanlah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ataupun Kelompok Sparatis Teroris (KST).

"Karena pasca kejadian itu kita kumpulkan keterangan, sudah kita baca bahwa itu memang KNPB," tegasnya.

TNI mengaku sudah mengantongi nama-nama anggota KNPB. Termasuk para pelaku penyerangan. Dia menyebut ada sekitar 20 nama pelaku penyerangan yang sudah dikantongi. Jumlah pelaku kemungkinan bisa bertambah.

"Kemarin sudah ada bukti-bukti lengkap sudah langsung kasih pernyataan KNPB. Jadi tidak KKB," jelasnya.

Sepak Terjang Kelompok Manfet Fatem

Hendra membeberkan sepak terjang kelompok Manfet Fatem. Tak hanya mengancam membunuh warga, mereka juga kerap menghasut warga. Terutama jika dilakukan pembangunan proyek di wilayah sekitar warga.

"Mengancam masyarakat agar menghambat pembangunan. Contohnya misalnya ada pembangunan proyek jalan. Bukan mereka yang maju tapi mengancam masyarakat agar masyarakat datang ke proyek tersebut menuntut hak wilayah," katanya.

Selain itu, mereka juga menghasut masyarakat agar tidak menuntut ilmu. Anak-anak dihasut agar tidak sekolah. "Anak-anak yang sekolah dihasut untuk tidak sekolah, kemudian diancam," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Panglima Kodam XVIII/Kasuari Mayor Jenderal TNI Kelompok yang disebut-sebut berseberangan ideologi dengan NKRI. Nyoman mengatakan, wilayah sekitar Pos Koramil Persiapan Kisor dulunya memang turut dipengaruhi oleh beberapa kelompok ini.

"Wilayah itu jujur sebelumnya dipengaruhi kelompok-kelompok yang bersebrangan dengan NKRI," katanya dalam konferensi pers di Makodam XVIII Kasuari, Kamis (2/9) siang.

Nyoman menduga alasan penyerangan itu dilakukan karena rasa iri kepada para TNI di sana yang telah berhasil mengambil hati warga sekitar dan mengubah situasi daerah menjadi lebih baik.

"Dan dengan situasi saat ini (kontribusi TNI) masyarakat begitu antusias, mereka siap untuk membangun kampungnya dan sebagainya dekat dengan TNI," ujarnya.

"Nah mungkin ini mereka (pelaku) ada sedikit tidak puas dan iri atau sebagainya yang akhirnya menyerang," lanjutnya.

TNI Diserang 30 Orang Gunakan Parang

4 TNI di Posramil Kisor Gugur Diserang 30 Kelompok Separatis Teroris Pakai Parang

Merdeka.com 2021-09-02 18:47:17
Pangdam Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa. ©2021 Merdeka.com

Sekelompok orang menyerang pos komando rayon militer (Posramil) Persiaoan Kisor, Distrik Aifat Selatan, Maybrat, Papua Barat, pada Kamis (2/9) dini hari. Hasil investigasi dilakukan pihak TNI, serangan itu dilakukan Kelompok Separatis Teroris (KST) menggunakan senjata tajam hingga mengakibatkan empat personel TNI AD gugur.

"Diduga dilakukan kelompok separatis teroris dengan menggunakan senjata tajam parang mengakibatkan 4 anggota kami gugur, dan 2 mengalami luka bacok dan 5 orang dalam keadaan aman dan selamat," kata Pangdam XVIII Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa di Manokwari, Kamis (2/9).

Menurut dia, usai menyerang para pelaku langsung melarikan diri. Dia mengatakan saat ini masih memburu pelaku yang diduga berjumlah 30 orang ketika melakukan penyerangan.

"Mereka melakukan kejadian tadi pagi itu memang cukup banyak dan mereka langsung melarikan diri. Setelah menyerang pos dengan parang dan sebagainya. Kita sedang terus mengidentifikasi mereka, apa ke mana mereka melarikan diri," ujar dia.

Selain memburu pelaku, Nyoman juga menyampaikan jika pihaknya sedang melakukan evaluasi internal serta mengamankan lokasi kejadian dengan dibantu pihak Polda Papua Barat serta jajaran Pemkab Maybrat terkait penyerangan tersebut.

"Ini sementara kita laksanakan investigasi ke dalam segera sehingga kita bisa evaluasi kedepan untuk mengambil langkah-langkah," kata dia.

Sedangkan terkait evakuasi kepada korban, Nyoman mengatakan untuk empat personel yang gugur sedang dalam persiapan pemulangan ke rumah duka. Sedangkan dua personel yang alami luka bacok dan lima personel selama sedang jalani perawatan.

Sementara itu untuk kondisi masyarakat di sekitar, Nyoman mengatakan bahwa kehadiran TNI di lokasi telah diterima masyarakat debgab baik dan antusias. Karena kehadiran anggota turut memberikan berkas kepada masyarakat.

"Posramil ini berdiri sejak akhir tahun 2019. Keberadaannya diterima dengan baik oleh masyarakat. Pembinaan teritorial berjalan dengan baik di sana. Mereka tidak pernah menyakiti masyarakat. Selama ini tidak pernah ada selisih paham antara anggota Posramil dengan masyarakat," kata dia.

Bahkan lanjut Pangdam, pada saat menjelang Agustusan, Posramil bersiap melakukan karya bakti berdasarkan permintaan masyarakat demi meningkatkan pembangunan di wilayah itu.

"Mereka minta buatkan lapangan voli, MCK, kita juga bantu renovasi gereja, pembuatan taman bermain, bahkan kita juga melakukan pendampingan dan perbekalan kepada masyarakat untuk mengisi lahan kosong dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk perbekalan pertukangan," tuturnya.

Pangdam lalu meminta masyarakat untuk tetap tenang, karena TNI hadir bersama masyarakat. Pangdam juga melaporkan bahwa sampai saat ini, wilayah Papua Barat, khususnya Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat dalam kondisi aman dan kondusif.

"Tetap tenang, saya selaku pangdam XVIII Kasuari menjamin kemanan wilayah Provinsi Papua Barat barat. Karena sejak saya dapat step disini saya sudah bersumpah untuk menjaga situasi kemanan," katanya.

"Dan melaksanakan kegiatan pembinaan agar masyarakat Papua Barar ini maju tidak tertinggal dengan provinsi lainnya," tambahnya.

Warga Ketakutan Ancaman KNPB

Usai Penyerangan Posramil, Warga Maybrat Mengungsi karena Diancam Dibunuh KKB

Merdeka.com 2021-09-08 17:53:45
TNI Operasi Penangkapan KST. Dokumen TNI

Gelombang pengungsian terjadi setelah penyerangan diduga dilakukan Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Pos Ramil Kampung Kisor, di Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat. Warga memilih mengungsi ke Sorong hingga Aitinyo setelah mendapat teror dari KST tersebut.

"Sebagian sudah melapor ke pos, tetapi mereka memilih untuk ke Sorong, Ayamaru, Aitinyo. Iya (milih ke tiga lokasi) karena mereka diancam sama KNPB. Kalau mereka balik ke kampung dibunuh," kata Kapendam XVIII Kasuari, Kolonel Arm Hendra Pesireron saat dihubungi merdeka.com, Rabu (8/9).

Meski begitu, petugas ingin agar warga dapat kembali ke rumahnya masing-masing. Hal ini dilakukan dengan menempelkan sebuah stiker berisi agar warga dapat melakukan kegiatan seperti biasa.

Karena, petugas gabungan sudah membuat sejumlah pos di lokasi tersebut untuk menjaga masyarakat agar tak dapat diganggu kembali oleh KNPB.

"Yang kampung sekitar situ rata-rata sudah tidak ada, di kampung-kampung lain masih ada. Makanya kita tempatkan pos-pos gabungan disitu," ujarnya.

"(Kondisi) kondusif, sudah aman. (Total warga) belum bisa dihitung, lagi didata juga," tambahnya.

Hendra menegaskan, pihaknya akan terus melakukan perburuan terhadap KNPB hingga ke ujung dunia sekali pun dengan menerjunkan ratusan personel.

"(Perburuan) Terus dilakukan sampai ke ujung dunia. (Petugas) Kalau TNI satu kompi, kalau Polri 50-an orang dari Brimob," tegasnya.

Sebelumnya, dua anggota kelompok separatis teroris (KST) penyerang Posramil Persiapan Kisor berhasil ditangkap. Mereka diringkus setelah dilakukan pengejaran oleh Korem 181/PVT Sorong selaku komandan Komando Pelaksana Operasi.
"Baru dua orang," Kapendam XVIII Kasuari Kolonel Hendra Pesireron saat dikonfirmasi merdeka.com, Jumat (3/9).

Walau sudah menangkap dua pelaku, Hendra menegaskan pihak TNI tidak akan berhenti mengejar seluruh pelaku. KST ini diduga dipimpin Manfet Fatem dengan jumlah anggota sekitar 30 orang.

"Terus dikejar sampai ke mana pun. Ya itu kan dini hari gelap, jadi diperkirakan sebanyak itu 30-an kurang lebih. Kelompok separatis teroris itu diduga ya (pimpinan) Manfet Fatem," ujarnya.

Hendra mengatakan, 100 sampai 150 prajurit TNI yang tergabung dalam satu kompi sedang memburu gerombolan KST itu. Untuk keamanan di lokasi, pihak TNI sedang melakukan konsolidasi secara internal guna menambah pos-pos pengamanan di beberapa titik lainnya.

"Saat ini kita konsolidasi ya internal, kita melakukan evaluasi. Kemungkinan perlu pengembangan pos pengamanan," ujarnya.

Pangdam Marah Sampai Gebrak Meja

4 Prajurit TNI Gugur Diserang Teroris, Pangdam Kasuari Marah Sampai Gebrak Meja

Merdeka.com 2021-09-02 16:51:52
Pangdam Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa. ©ANTARA/HO-Pendam XVIII Kasuari

Segerombolan separatis teroris di Papua Barat kembali melakukan penyerangan terhadap anggota TNI, Kamis (2/9), Pukul 04.00 WIT. Dalam insiden ini, empat anggota TNI, Posramil Kisor Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat meninggal dunia.

Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen I Nyoman Cantiasa menegaskan tengah memburu para pelaku separatis teroris yang menewaskan empat prajuritnya. Dalam insiden itu, lima TNI lainnya berhasil menyelamatkan diri dari serangan membabibuta menggunakan parang para pelaku teror tersebut.

“Diduga ini dilakukan oleh KSD, Kelompok Separatis Teroris, dengan menggunakan senjata tajam parang. Yang mengakibatkan 4 orang anggota kami gugur. Kemudian dua orang luka bacok, dan lima orang dalam keadaan aman dan selamat,” kata Nyoman saat konferensi pers.

Dia telah perintahkan kepada anak buahnya untuk melakukan pengejaran terhadap para pelaku. Dengan nada marah, dia meminta seluruh pelaku harus ditangkap.

"Kalau dia berani gebrak meja, kita harus hancurkan meja itu," kata Nyoman dengan nada tinggi sembari gebrak meja.

Selain itu, Nyoman juga menjamin keselamatan dan perawatan para anggotanya yang kini tengah terbaring lemah akibat penyerangan tersebut.

Dia menegaskan, situasi di kawasan Maybrat kondusif meskipun ada insiden penyerangan. TNI mengaku telah berkolaborasi dengan Pemda dan masyarakat untuk melakukan pembangunan di sana demi kesejahteraan masyarakat.

Nyoman menjamin keamanan dan kondusifitas di Maybrat.

Seperti diketahui, keempat prajurit TNI AD tersebut diserang saat sedang tidur di Posramil Kisor. Keempat anggota TNI AD yang ditemukan meninggal dunia tersebut masing-masing Serda Amrosius, Praka Dirham, Pratu Zul Ansari, dan Lettu Chb Dirman.

Sedangkan Lettu Chb Dirman Komandan Posramil Kisor ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di dalam semak-semak belukar tak
jauh dari pos.

Berdasarkan informasi yang diterima masih ada satu anggota TNI AD Pratu Ikbal hingga kini dinyatakan hilang dan belum ditemukan.

Kepala Penerangan Kodam XVIII/Kasuari Letnan Kolonel Arm Hendra Pesireron yang dihubungi membenarkan kejadian tersebut dan dalam evakuasi.

Penyerangan KNPB Terencana

Kapolda Papua Barat Sebut Penyerangan Posramil Maybrat Terencana

Merdeka.com 2021-09-06 17:57:05
Investigasi Penyerangan Posramil di Maybrat. Antara

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Barat Irjen Pol Tomagogo Sihombing menyebutkan bahwa kasus penyerangan Posramil Kisor Maybrat yang mengakibatkan empat orang prajurit TNI AD meninggal dunia oleh sekelompok orang tidak dikenal dilakukan terencana.

"Saya pastikan bahwa kasus ini terjadi dengan kasus perencanaan pembunuhan yang berakibat matinya orang lain," kata Kapolda Irjen Pol Tomagogo Sihombing, Senin (6/9).

Dia mengatakan telah meninjau tempat kejadian perkara bersama Pangdam Kasuari dan Gubernur Papua Barat untuk betul-betul memastikan penanganan yang dilakukan oleh pihak kepolisian bersinergi dengan aparat TNI dalam hal ini Kodam XVIII/Kasuari, Korem 181/PVT guna melalukan pengungkapan kasus apakah sudah berjalan dengan baik proses penyidikan dan penyelidikan.

"Saya meninjau langsung ke TKP, untuk memastikan bahwa TKP ini akan bersuara, akan membuktikan apa yang terjadi. Dari pembuktian-pembuktian yang kami kumpulkan itu, akan kami sampaikan kepada publik bahwa telah terjadi kasus penyerangan yang berakibat matinya anggota-anggota terbaik bangsa," ujar dia.

Dia menjelaskan bahwa dalam kasus ini penyidik sudah melakukan sesuatu proses penyidikan yang sudah sesuai dengan kriteria dan prosedur hukum yang berlaku.

"Saya pastikan bahwa kasus ini terjadi dengan kasus perencanaan pembunuhan yang berakibat matinya orang lain. Rencana pembunuhan ini juga berdampak kepada situasi yang terjadi di wilayah Kampung Kisor ini, dan wilayah Papua Barat pada umumnya," kata dia.

Dia memastikan pelaku semua akan diungkap satu per satu. "Satu orang yang sudah dipastikan sebagai pelaku dan sudah dikembangkan, dan sudah kami kantongi nama-nama pelaku lainnya," ujar dia.

"Saat ini satu orang pelaku sudah ditahan di Polres Sorong Selatan, karena ini merupakan wilayah hukum Polres Sorong Selatan," tandasnya.

KNPB Iri dengan TNI

Pangdam Kasuari Duga Penyerangan Posramil karena KST Iri TNI Berhasil Hati Warga

Merdeka.com 2021-09-02 18:09:24
Kelompok kriminal bersenjata di Papua. Istimewa

Panglima Kodam XVIII/Kasuari Mayor Jenderal TNI I Nyoman Cantiasa menyampaikan bahwa para pelaku penyerangan Pos Koramil Persiapan Kisor Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat dilakukan oleh kelompok yang bersebrangan ideologi dengan NKRI atau kelompok separatis teroris (KST).

Nyoman mengatakan bahwa wilayah sekitar Pos Koramil Persiapan Kisor dulunya memang turut dipengaruhi oleh beberapa kelompok yang bersebrangan dengan NKRI.

"Mereka ini adalah kelompok-kelompok yang bersebrangan dengan NKRI. Karena, wilayah itu jujur sebelumnya dipengaruhi kelompok-kelompok yang bersebrangan dengan NKRI," katanya dalam konferensi pers di Makodam XVIII Kasuari, Kamis (2/9) siang.

Sehingga, Nyoman menduga alasan penyerangan itupun dilakukan karena rasa iri kepada para TNI di sana yang telah berhasil mengambil hati warga sekitar dan mengubah situasi daerah menjadi lebih baik.

"Dan dengan situasi saat ini (kontribusi TNI) masyarakat begitu antusias, mereka siap untuk membangun kampungnya dan sebagainya dekat dengan TNI," ujarnya.

"Nah mungkin ini mereka (pelaku) ada sedikit tidak puas dan iri atau sebagainya yang akhirnya menyerang," lanjutnya.

Dimana penyerangan yang dilakukan segerombolan separatis pada Kamis (2/9), Pukul 04.00 WIT, Nyoman mentaksir, turut dilakukan dilakukan sekitar 30 orang yang memakai senjata tajam. Hingga berdampak gugurnya 4 personel, 2 luka-luka, sedangkan 5 lainnya selamat.

"Ya sekitar 30 an keatas karena kan malam hari, jadi teman-temab yang selamat ini 5 orang juga untuk mengidentifikasi musuh-musub mereka sulit, karena kan gelap tidak ada lampu disana," katanya.

Atas insiden ini, Nyoman telah perintahkan komandan Korem 181/PVT Sorong selaku komandan Komando Pelaksana Operasi untuk mengejar dan mendapatkan anggota-anggota KST itu dalam keadaan apa pun.

"Saya sudah perintahkan Komandan Kolaops, Korem 181/PVT untuk mengerahkan personel gabungan melakukan pengejaran hingga menangkap kelompok itu," kata dia.

Sebelumnya, Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen I Nyoman Cantiasa semlat luapkan ketegasaan untuk memburu pada pelaku yang menyerang, hingga menewaskan 4 buahnya. Dengan nada tinggi dia meminta seluruh pelaku harus ditangkap.

"Kalau dia berani gebrak meja, kita harus hancurkan meja itu," kata Nyoman dengan nada tinggi sembari gebrak meja.

Selain itu, Nyoman juga menjamin keselamatan dan perawatan para anggotanya yang kini tengah terbaring lemah akibat penyerangan tersebut.
Dia menegaskan, situasi di kawasan Maybrat kondusif meskipun ada insiden penyerangan.

"Saya sudah printahkan segera merawat anggota kita yang mengalami luka-luka dan mengevakuasi yang gugur. Kemudian saya juga sudah mengkoordinasikan dengan bapak bupati disana dan bapak bulpati sudah di tkp ya menyampaikan situasi dikampung Aifat Selatan sudah dalam keadaan tenang disana," terangnya.

Penyerang TNI Kelompok Manfet Fatem

2 Ditangkap, Penyerang Posramil di Maybrat Diduga KST Pimpinan Manfet Fatem

Merdeka.com 2021-09-03 15:01:44
Tim gabungan tentara dan polisi mengejar kelompok bersenjata di Beoga Kabupaten Puncak, Papua. ©ANTARA/HO-Satgas Humas Ops Nemangkawi

Dua orang anggota Kelompok Separatis Teroris (KST) penyerang Pos komando rayon militer (Posramil) persiapan Kisor, Distrik Aifat Selatan, Maybrat, Papua Barat. Operasi penangkapan dilakukan personel Korem 181/PVT Sorong.

"Baru dua orang," kata Kepala Penerangan Kodam XVIII/Kasuari Letnan Kolonel Arm Hendra Pesireron, saat dikonfirmasi merdeka.com, Jumat (3/9).

Hendra menegaskan perburuan masih terus dilakukan terhadap penyerangan Posramil yang mengakibatkan empat prajurit TNI gugur. Penyerangan itu diduga dilakukan KST pimpinan Manfet Fatem yang ditaksir berjumlah 30 orang.

"Mestinya demikian terus dikejar sampai ke mana pun. Ya itu kan dini hari gelap, jadi diperkirakan sebanyak itu 30-an kurang lebih. Kelompok separatis teroris itu diduga ya (pimpinan) Manfet Fatem," ujar dia.

Adapun untuk proses pengejaran, Hendra menyampaikan saat ini sebanyak 100 sampai 150 prajurit TNI yang tergabung dalam satu kompi sedang memberu gerombolan KST tersebut.

Sedangkan untuk keamanan dilokasi, pihak TNI sedang melakukan konsolidasi secara internal untuk menambah pos-pos pengamanan di beberapa titik lainnya.

"Saat ini kita konsolidasi ya internal, kita melakukan evaluasi. Kemungkinan perlu pengembangan pos pengamanan," ujar dia.

Sebelumnya, Pos komando rayon militer (Posramil) persiaoan Kisor, Distrik Aifat Selatan, Maybrat, Papua Barat pada Kamis (2/9) dini hari mengalami penyerangan oleh kelompok spararis teroris (KST) yang menggunakan senjata tajam hingga menewaskan 4 personel TNI AD.

"Diduga dilakukan kelompok sparstis teroris dengan menggunakan senjata tajam parang mengakibatkan 4 anggota kami gugur, dan 2 mengalami luka bacok dan 5 orang dalam keadaan aman dan selamat," kata Pangdam XVIII Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa di Manokwari, Kamis (2/9).

Dia mengatakan saat ini petugas masih melakukan pemburuan terhadap para pelaku yang dimana ketika penyerangan berlangsung berjumlah sekitar 30 orang. Usai menyerangan para pelaku itu langsung melarikan diri.

"Mereka melakukan kejadian tadi pagi itu memang cukup banyak dan mereka langsung melarikan diri. Setelah menyerang pos dengan parang dan sebagainya. Kita sedang terus mengidentifikasi mereka, apa kemana mereka melarikan diri," ujarnya.

Selain melakukan pengejaran, Nyoman juga menyampaikan jika pihaknya sedang melakukan evaluasi internal serta mengamankan lokasi kejadian dengan dibantu pihak Polda Papua Barat serta jajaran Pemkab Maybrat.

"Ini sementara kita laksanakan investigasi ke dalam segera sehingga kita bisa evaluasi kedepan untuk mengambil langkah-langkah," katanya.

KNPB Menghasut dan Mengancam Warga

TNI Beberkan Sepak Terjang Kelompok Manfet Fatem: Menghasut dan Mengancam Warga Papua

Merdeka.com 2021-09-09 17:25:05
TNI Operasi Penangkapan KST. Dokumen TNI

Dua orang pelaku penyerangan Pos komando rayon militer (Posramil) persiapan Kisor, Distrik Aifat Selatan, Maybrat, Papua Barat berhasil ditangkap. Mereka berasal dari kelompok yang dipimpin Manfet Fatem. Empat anggota TNI gugur dalam penyerangan yang dilakukan sekitar 30 orang.

Kepala Penerangan Kodam XVIII/Kasuari Letnan Kolonel Arm Hendra Pesireron membeberkan sepak terjang kelompok Manfet Fatem. Tak hanya mengancam membunuh warga, mereka juga kerap menghasut warga. Terutama jika dilakukan pembangunan proyek di wilayah sekitar warga.

"Mengancam masyarakat agar menghambat pembangunan. Contohnya misalnya ada pembangunan proyek jalan. Bukan mereka yang maju tapi mengancam masyarakat agar masyarakat datang ke proyek tersebut menuntut hak wilayah," kata Kepala Penerangan Kodam XVIII/Kasuari Letnan Kolonel Arm Hendra Pesireron, saat dihubungi merdeka.com, Kamis (9/9).

Selain itu, mereka juga menghasut masyarakat agar tidak menuntut ilmu. Anak-anak dihasut agar tidak sekolah.

"Anak-anak yang sekolah dihasut untuk tidak sekolah, kemudian diancam," jelasnya.

Dia menegaskan, kelompok Manfet Fatem bukan bagian dari kelompok separatis teroris. Mereka berasal dari Komite Nasional Papua Barat (KNPB).

Diberitakan sebelumnya, Panglima Kodam XVIII/Kasuari Mayor Jenderal TNI Kelompok yang disebut-sebut berseberangan ideologi dengan NKRI. Nyoman mengatakan, wilayah sekitar Pos Koramil Persiapan Kisor dulunya memang turut dipengaruhi oleh beberapa kelompok ini.

"Wilayah itu jujur sebelumnya dipengaruhi kelompok-kelompok yang bersebrangan dengan NKRI," katanya dalam konferensi pers di Makodam XVIII Kasuari, Kamis (2/9) siang.

Nyoman menduga alasan penyerangan itu dilakukan karena rasa iri kepada para TNI di sana yang telah berhasil mengambil hati warga sekitar dan mengubah situasi daerah menjadi lebih baik.

"Dan dengan situasi saat ini (kontribusi TNI) masyarakat begitu antusias, mereka siap untuk membangun kampungnya dan sebagainya dekat dengan TNI," ujarnya.

"Nah mungkin ini mereka (pelaku) ada sedikit tidak puas dan iri atau sebagainya yang akhirnya menyerang," lanjutnya.