Sebelum Ukraina Diserang Rusia

Peristiwa Penting Sebelum Rusia Serang Ukraina

Merdeka.com 2022-02-25 13:11:39
Volodymyr Zelensky dan Vladimir Putin. ©AFP PHOTO

Rusia menginvasi Ukraina sejak kemarin, 24 Februari 2022. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy mengatakan 137 warga sipil dan personel militer tewas sejauh ini setelah Rusia menyerang negara tersebut pada Kamis (24/2) subuh.

Menurut pihak Ukraina dan Amerika Serikat, Presiden Vladimir Putin ingin menggulingkan pemerintah Zelenskiy karena dianggap sebagai boneka Negeri Paman Sam. Hubungan Rusia dan Ukraina sudah tegang beberapa waktu belakangan.

Berikut peristiwa besar sebelum Rusia menginvasi Ukraina. Seperti dikutip dari Reuters, Jumat (25/2).

Desember 2021
Putin terus menambah jumlah pasukan di kawasan dekat Ukraina. Penampakan satelit menunjukkan Rusia terus membangun pasukan di wilayah Krimea.

Januari 2022
Ukraina mendapat pasokan senjata dari Amerika Serikat, Negara Baltik dan negara sekutu lainnya.

3 Februari 2022
Rusia melarang siaran Deutsche Welle Jerman beroperasi di negaranya sebagai balasan atas keputusan Jerman memblokir saluran televisi RT DE Rusia.

10 Februari 2022
Rusia menggelar latihan militer di Belarusia setelah penambahan pasukan di dekat Ukraina.

14 Februari 2022
Presiden Volodymyr Zelensky menyatakan Ukraina tetap ingin bergabung dengan NATO (pakta pertahanan Atlantik Utara) di tengah memanasnya hubungan Ukraina dengan Rusia.

21 Februari 2022
Rusia mengakui dua wilayah yang ingin berpisah dari Ukraina, yaitu Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk. Kemudian Putin memerintahkan untuk menambah pasukan Rusia di dua wilayah tersebut.

22 Februari 2022
Sanksi Amerika Serikat terhadap ekonomi Rusia dimulai. Presiden AS Joe Biden mengungkapkan sanksi pertama terhadap ekonomi Rusia menargetkan bank-bank Rusia dan utang negara.

Sanksi Uni Eropa terhadap Rusia juga dimulai. Uni Eropa sanksi pihak Rusia serta sektor pertahanan dan perbankan serta membatasi akses Rusia ke pasar modal Eropa.

Jerman membekukan proyek gas Nord Stream 2. Proyek pipa gas Nord Stream 2 Baltic Sea, ini dirancang untuk menggandakan aliran gas Rusia langsung ke Jerman.

23 Februari 2022
Parlemen Ukraina menyetujui deklarasi keadaan darurat di seluruh negeri kecuali dua wilayah Ukraina Timur yang sudah diberlakukan sejak 2014.

Separatis meminta bantuan Rusia untuk memukul mundur 'agresi' dari tentara Ukraina.

24 Februari 2022
Rusia serang Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan 'operasi militer khusus' di Ukraina Timur dan meminta pasukan Ukraina untuk meletakkan senjata mereka. Pasukan Rusia memulai serangan rudal dan artileri terhadap pasukan Ukraina dan pangkalan udara, menyerang wilayah perbatasan.

Yang Bikin Putin Tekan Tombol Perang

Tiga Alasan Rusia Mulai Serang Ukraina

Merdeka.com 2022-02-25 00:13:44
Rusia serang Ukraina. ©2022 Press service of the Ukrainian State Border Guard Service/Handout via REUTERS

Federasi Rusia melancarkan serangan kepada Ukraina pada Kamis (24/2). Selain serangan militer, ada juga serangan siber dan serangan informasi yang merugikan Ukraina.

Konflik Rusia dan Ukraina sebetulnya sudah mengakar sejak lama. Perlu diingat bahwa Ukraina merupakan bekas negara Uni Soviet, dan Presiden Rusia Vladimir Putin tampak belum rela bahwa Ukraina telah merdeka.

Ada pula alasan karena NATO yang ingin ekspansi ke Eropa Timur, termasuk Ukraina yang berbatasan dengan Rusia. Ekspansi NATO ke Ukraina dianggap mengganggu keamanan nasional Rusia

Berikut rangkuman tiga alasan yang jadi penyebab Rusia serang Ukraina:


Kejayaan Masa Lalu

Kejayaan masa lalu menjadi salah satu teori yang patut disorot. Hal ini diperkuat dengan retorika Presiden Putin beberapa hari sebelum penyerangan.

Presiden Putin berkata Ukraina adalah bagian lama dari Rusia. Ia juga berkata bahwa Rusia telah "dicuri" ketika Uni Soviet runtuh pada 1991. Ia pun menuduh Ukraina sebagai "koloni" AS.

Rusia juga sebetulnya sudah lama mencoba mengintervensi politik di Ukraina, namun sejak Rusia mencaplok Semenanjung Krimea di 2014, perpolitikan di Ukraina cenderung bersebarangan dengan Rusia.


Ukraina Gabung NATO

Alasan lain yang dipermasalahkan Rusia adalah NATO. Rusia sejak lama menolak Ukraina bergabung ke dalam NATO.

Duta Besar Indonesia untuk Rusia, Jose Tavares, menyatakan bahwa Rusia khawatir jika NATO membawa persenjataan ke perbatasan Ukraina, sehingga kota-kota besar Rusia bisa jadi sasaran yang mudah ditarget.

Meski demikian, NATO masih buka pintu jika Ukraina ingin bergabung. Di sisi lain, Ukraina pun memang ingin bergabung dengan NATO.


Separatisme

Pemerintah Rusia telah lama mendukung gerakan separatis di negara-negara bekas Soviet. Pada 2008, Rusia juga berperang melawan Georgia akibat masalah ini.

Rusia diketahui mendukung separatis di daerah Ossetia Selatan dan Abkhazia, hal itu memicu reaksi keras dari Georgia. Namun, dua daerah itu berhasil dikuasai pengaruh Rusia, meski tak diakui dunia.

Sebelumnya, Rusia juga mendukung para separatis di Semenanjung Krimea milik Ukraina. Dan baru-baru ini, Putin mengakui kedaulatan daerah Donetsk dan Luhansk.

Vladimir Putin juga mengirim pasukan ke dua daerah itu, meski dunia internasional masih mengakui dua daerah itu sebagai milik Ukraina, sehingga otomatis langkah Putin disamakan dengan membawa pasukan ke Ukraina.

Reporter: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Baca juga:
VIDEO: Sirine Terus Bunyi, Situasi Ukraina Makin Mencekam Digempur Rusia
VIDEO: Perang Rusia Vs Ukraina Makin Panas, Indonesia Gerak Cepat Selamatkan WNI
Rusia-Ukraina Memanas, Saham Sektor Komoditas jadi Rekomendasi Analis
Mulai Serang Ukraina, Putin Ancam Negara yang Berani Ikut Campur
Geram atas Serangan Rudal Rusia ke Ukraina, Joe Biden Siapkan Sanksi
Presiden Ukraina Bicara Rudal Rusia yang Menghancurkan Negaranya

Hanya Ada Ledakan, Asap Hitam dan Sepi

Kesaksian Warga Ukraina: Banyak Ledakan, Di Sini Sekarang Jadi Desa Hantu

Merdeka.com 2022-02-25 17:13:37
Serangan Rusia di Ukraina. ©SERGEI SUPINSKY/AFP

Rusia telah berhasil merebut sejumlah kota di Ukraina. Hari ini, pasukan Presiden Vladimir Putin itu tengah berusaha masuk ke pusat kota, Kiev.

Kota Sumy di timur laut Ukraina salah satu yang telah diduduki oleh pasukan Rusia. Bahkan, mereka telah mengibarkan bendera Rusia di sana.

Peter Beaumont dari Guardian melakukan wawancara kepada sejumlah pendudukan. Salah satunya, Sasha (33), seorang dokter hewan yang tinggal di Sumy, sekitar 200 km sebelah barat perbatasan Rusia, yang kemarin direbut oleh pasukan Rusia.

Sasha berkata,

Saya tinggal tidak jauh dari sekolah pelatihan artileri tempat pertempuran kemarin ketika Rusia datang.

Saya memiliki orang tua yang sudah lanjut usia dan seorang anak kecil, jadi kami pikir yang terbaik adalah tetap tinggal. Seorang teman juga bersama kami dengan anaknya.

Kami memiliki beberapa makanan dan dari apa yang saya tahu dari teman-teman yang mencoba meninggalkan orang-orang mengantre di perbatasan di luar Ukraina dan laki-laki tidak diizinkan pergi.

Semua lalu lintas di kota telah berhenti dan ada baju besi Rusia di jalanan. Jika warga tidak menembaki Rusia, mereka tidak akan membalas. Mereka tiba sebelum jam makan siang kemarin saat kami mendengar suara tembakan. Sekarang tenang. Sejauh ini hanya tentara Rusia dan mereka tidak membuat proklamasi.

Semuanya ditutup dan orang-orang tetap di dalam. Orang-orang menghabiskan kemarin di ruang bawah tanah dan tempat perlindungan bersembunyi.

Saya tidak bisa melihat orang Rusia, tapi sekolah artileri ada di dekat kami, jadi kami mendengar pertempuran. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi dan saya sangat takut. Saya pikir Rusia menginginkan Uni Soviet yang baru dan mereka menginginkan kami sebagai bagian dari itu, tetapi tidak ada yang menginginkan itu.

Kami juga mendengar bahwa Rusia telah merebut Okhtyrka yang berjarak 70 kilometer dari sini dan lebih jauh ke barat. Mereka telah memasang bendera Rusia.

Warga lainnya, Yulia (33), adalah penerjemah untuk program TI yang biasanya tinggal di pusat kota Kiev. Dia telah dievakuasi ke sebuah desa di pinggiran barat ibu kota.


Presiden Rusia Orang Sakit

Yulia berkata,

Kami telah mendengar banyak ledakan dan penembakan, terutama di pagi hari dan larut malam. Cukup banyak, desa-desa di sekitar sini sekarang menjadi desa hantu. Saya bersama ibu mertua saya. Kami memiliki beberapa persediaan tetapi ibu mertua saya adalah direktur sekolah dan dia berada di tempat perlindungan bom bersama anak-anak bersama anak-anak sejak invasi dan itu tidak baik.

Kami dekat dengan pinggiran Kiev. Dari apa yang saya dengar beberapa tentara Rusia telah menangkap angkatan bersenjata dan seragam Ukraina dan mencoba memasuki Kyiv (mengacu pada komentar Presiden Volodymyr Zelenskiy tentang penyusup dan pernyataan pemerintah Ukraina lainnya).

Saya pikir lebih aman untuk tetap di tempat kita. Banyak orang mencoba untuk pergi, tetapi ada serangan di seluruh negeri.

Ditanya apa yang dia pikirkan tentang keinginan Vladimir Putin, dia menjawab:

Saya telah mengikuti media sosial Rusia. Saya berpikir jujur bahwa presiden mereka adalah orang yang sakit. Dia ingin mengembalikan Uni Soviet. Orang-orang mereka hanya mengikuti ide itu. Mereka tidak hidup dalam masyarakat modern. Mereka hanya mengikuti gagasan bahwa Rusia melawan AS kita dan barat. Itu hanya menunjukkan dunia. Ukraina hanyalah platform pertempuran perang. Saya bahkan tidak berpikir itu pribadi.

Warga lainnya, Olena Serdiuk (43), seorang ekonom yang tinggal di Dnipro, sebuah kota di sungai Dnieper, lebih dari 200 km dari pantai Laut Hitam.


Saya Takut dan Stres

Olena berkata,

Di sini relatif tenang. Tidak ada penembakan dan tadi malam hanya ada sedikit orang di jalanan.

Ada serangan udara pada Kamis pagi yang ditujukan ke menara radio dan lapangan terbang tetapi saya tidak berpikir kota ini dilihat sebagai target yang berharga.

Saya takut dan stres. Saya tidak bisa mengatakan bahwa saya merasa terancam secara fisik oleh invasi tetapi saya khawatir tentang masa depan dan ekonomi. Perusahaan suami saya ada di Mariupol. Saya pikir saya lebih terkejut dan terguncang oleh serangan di wilayah barat karena tidak ada yang mengira itu akan terjadi.

Sementara saya mengatakan saya tidak percaya Rusia akan datang ke Dnipro, mungkin itu hanya saya yang melindungi diri saya sendiri karena saya tidak ingin mempercayainya.

Saya berharap kami dapat mengatur perlawanan dan bahwa kami akan mendapatkan bantuan dari negara lain, karena Kremlin harus jatuh.

Baca juga:
INFOGRAFIS: Penyebab Rusia Serang Ukraina
Denmark Izinkan Penduduk Ukraina Terdampak Serangan Rusia Mengungsi
Suara Tembakan Terdengar di Kiev, Militer Rusia Sudah Masuk ke Pusat Kota?
VIDEO: "Pesawat Hantu" Ukraina Tembak 6 Jet Tempur Rusia
Ukraina Murka ke Rusia: Mereka Bilang Tak Serang Objek Sipil, yang Terjadi Sebaliknya
VIDEO: Mengukur Seberapa Kuat Ukraina Hadapi Militer Rusia Terbesar Ke-2 di Dunia

Ayahku Berperang Melawan Raksasa Rusia

Kisah Bocah Ukraina: Lari dari Kiev, Tinggalkan Ayahnya yang Perang Lawan Rusia

Merdeka.com 2022-02-28 16:17:54
istri dan anak tinggalkan kiev. ©2022 Merdeka.com/the guardian

Wanita dan anak-anak terpaksa meninggalkan suami dan ayahnya di Kiev, Ukraina. Mereka terpaksa meninggalkan tanah kelahiran akibat invasi yang dilakukan Rusia.

Otoritas Ukraina memerintahkan pria berusia 18-60 tahun untuk tinggal dan melawan pasukan Kremlin. Sementara wanita dan anak dievakuasi dari tempat konflik.

“Kami meninggalkan Ayah di Kiev dan ayah akan menjual barang-barang dan membantu pahlawan kami, tentara kami, dia bahkan mungkin ikut bertarung,” kata Mark Goncharuk, seorang bocah lelaki sambil terisak, dikutip dari video yang disiarkan The Guardian, Senin (28/2).

Mark dan ibunya tampak sedang dalam perjalanan menggunakan bus meninggalkan daerah konflik. Dia pun tak bisa menahan air matanya.

©2022 Merdeka.com/the guardian

Malam Mencekam di Ukraina

Serangan Rusia ke Ukraina: Malam Mencekam di Kiev

Merdeka.com 2022-02-25 15:18:19
Serangan Rusia di Ukraina. ©ARIS MESSINIS/AFP

Ketenangan Ibu Kota Kiev sekejap sirna malam itu. Berubah sangat mencekam. Penuh ketegangan.

Perintah Presiden Rusia, Vladimir Putih, menggerakkan operasi militer ke Ukraina menghentikan segala aktivitas masyarakat di sana. Semua ketakutan.

Satu per satu serangan mulai dilancarkan Rusia sejak Kamis malam waktu setempat. Suasana Kiev kian kacau.

Serangan dilancarkan Rusia dari udara. Kawasan padat penduduk Pozniake di Keiv dihantam. Sejumlah bangunan di sana terbakar, pecahan kaca jendela berhamburan.

Petugas pemadam kebakaran sigap menjinakkan api agar tak membesar dan memakan korban lebih banyak setelah menyebabkan sejumlah orang terluka. Api padam. Tetapi tidak dengan guncangan ledakan.

"Putin, kami ingin melihat Anda dibantai seperti binatang," sumpah seorang warga penuh amarah. Demikian dilansir dari BBC, Jumat (25/2).

Cahaya Ledakan Hiasan Langit Kiev

Langit Kiev malam itu berubah terang. Cahaya ledakan saling bergantian menerangi malam mengerikan itu. Begitu pula rongrongan sirine yang terus berbunyi saat jam malam sudah dicabut pukul 7.

Malam itu Kiev benar-benar ramai. Banyak orang tak tidur dibuat serangan Rusia. Berharap tak menjadi sasaran ledakan.

Sejak serangan dilancarkan. Banyak gambar mengerikan tentang kondisi Kiev malam itu dibagikan masyarakat Ukraina.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berjanji tak akan meninggalkan negaranya dan tetap tinggal di Kyiv, saat pasukan militernya menghalau pasukan Rusia masuk ke ibu kota Ukraina.

"Saya akan tinggal di ibu kota. Keluarga saya juga di Ukraina," kata dia, Jumat (25/2). Seperti dikutip dari situs Reuters.

Zelenskiy mengatakan pihak Rusia menargetkan dirinya dan keluarganya dalam serangan tersebut. Menurut pihaknya, Putin ingin menggulingkan pemerintah Zelenskiy karena dianggap sebagai boneka Amerika Serikat.

"(Musuh) telah menandai saya sebagai target nomor satu," Zelenskiy memperingatkan dalam sebuah pesan video.

"Keluarga saya adalah target nomor dua. Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negara."

Presiden Ukraina: Mereka Membunuh Seperti Genosida

Presiden Ukraina Soal Serangan Rusia: Mereka Membunuh, Menunjukkan Genosida

Merdeka.com 2022-02-27 16:14:33
Rusia vs Ukraina. Liputan6 ©2022 Merdeka.com

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy kembali menyampaikan pernyataannya, Minggu (27/2). Melalui sebuah video singkat.

Zelenskiy menyebut Rusia menyerang Ukraina dan menghancurkan negaranya.

"Ini teror. Mereka akan lebih mengebom kota-kota Ukraina kami, mereka akan membunuh anak-anak kami. Ini adalah kejahatan yang datang ke tanah kami dan harus dihancurkan," kata Zelenskiy dalam pesan video singkat. Dilansir Reuter, Minggu (27/2).

Karena itu Zelenskiy meminta seluruh pemimpin dunia menghapus hak suara di Dewan Keamanan PBB. Alasannya, invasi Rusia sudah mengarah pada genosida.

"Tindakan kriminal Rusia terhadap Ukraina menunjukkan tanda-tanda genosida," tambahnya.


Korban Berjatuhan

Sebelumnya, Sebanyak 198 warga Ukraina tewas sejak Rusia melancarkan serangan pada Kamis (24/2). Tiga di antaranya merupakan anak-anak. Kemudian, sebanyak 1.115 warga terluka, 33 di antaranya adalah anak-anak.

Menteri Kesehatan Ukraina Viktor Lyashko mengatakan bahwa rumah sakit Ukraina masih beroperasi dan memberikan perawatan medis.

Rusia mengklaim serangannya di Ukraina hanya ditujukan pada sasaran militer, tetapi warga sipil telah terbunuh dan terluka selama perang darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Badan pengungsi PBB mencatat lebih dari 120.000 pengungsi Ukraina telah meninggalkan negara tersebut ke negara tetangga sejak Rusia menyerang. Sebagian besar menuju ke Polandia dan Moldova, tetapi juga ke Rumania, Slovakia serta Hongaria.

"Situasi diperkirakan akan semakin buruk. Kami sekarang melihat lebih dari 120.000 orang yang telah pergi ke semua negara tetangga," kata Wakil Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Kelly Clements kepada CNN.

"Penerimaan yang mereka terima dari komunitas lokal, dari otoritas lokal, luar biasa. Tapi ini situasi yang dinamis. Kami benar-benar sangat hancur, tentu saja, dengan apa yang akan datang."

Tak Gentar Hadapi Kedigdayaan Rusia

Militer Rusia Memasuki Kiev, Presiden Ukraina Pantang Letakkan Senjata

Merdeka.com 2022-02-26 15:34:52
Potret warga sipil Ukraina tenteng senapan AK47. ©DANIEL LEAL/AFP

Serangan Rusia terus berlanjut Sabtu (26/2). Militer Rusia sekarang maju menuju Ibu Kota Ukraina, Kiev. Pertempuran jalanan pecah saat pejabat kota mendesak penduduk untuk berlindung.

Asap dan api terlihat membubung di atas Kiev. Tetapi saat fajar menyingsing, tidak segera jelas seberapa jauh tentara telah maju. Pejabat Ukraina melaporkan beberapa keberhasilan dalam menangkis serangan.

Presiden Volodymyr Zelenskyy menegaskan tidak meninggalkan kota. Dia membantah klaim bahwa militer Ukraina akan meletakkan senjata adalah salah.

"Kami tidak akan meletakkan senjata. Kami akan melindungi negara," katanya dilansir NBCNews.

Gedung tinggi Kiev rusak karena rudal. Foto-foto menunjukkan lubang menganga di sisi gedung pencakar langit Kiev yang diduga dirusak oleh rudal Rusia.

Pasukan Hantu Ukraina

Munculnya Ghost of Kyiv dan Reaper di Tengah Perlawanan Terhadap Rusia

Merdeka.com 2022-02-27 13:24:20
Potret warga sipil Ukraina tenteng senapan AK47. ©DANIEL LEAL/AFP

Di tengah invasi Rusia ke Ukraina, di media sosial beredar kabar mengenai keberadaan Ghost of Kyiv atau Hantu Kyiv dan Reaper atau Pencabut Nyawa. Mereka disebut-sebut sebagai pasukan yang ikut melawan pasukan Rusia.

Adalah mantan Presiden Ukraina, Petro Poroshenko yang mengunggah foto aksi Ghost of Kyiv. Tidak ditampilkan wajah dan nama. Poroshenko menulis, mereka menjatuhkan enam pesawat Rusia.

Dilansir Liputan6.com berdasarkan informasi situs penerbangan The Avionist, Minggu (27/2), Ghost of Kyiv merupakan pilot MiG-29. Mereka yang berhasil menjatuhkan enam pesawat tempur Rusia.

Namun pakar penerbangan dari situs tersebut ragu Hantu Kyiv sebagai sosok nyata. Termasuk klaim menjatuhkan enam pesawat Rusia yang dinilai tak sesuai kenyataan.

Menurut pakar tersebut, keberadaan Ghost of Kyiv sebagai 'kabut perang'. Semacam informasi tak jelas menyebar di tengah kekacauan.

Tak cuma Ghost of Kyiv, muncul pula kabar keberadaan Reaper yang konon membunuh 20 prajurit Rusia di Ukraina. Kabar itu belum dapat diverifikasi.

Terlepas dari itu, media menilai kehadiran kedua pasukan itu meningkatkan moral warga Ukraina di tengah invasi Rusia.

Reporter: Tommy Kurnia
Sumber: Liputan6.com

Pesawat Terbesar di Dunia ini Hancur

Pesawat Terbesar di Dunia Hancur Akibat Serangan Rusia di Ukraina

Merdeka.com 2022-02-28 11:25:08
pesawat kargo terbesar di dunia. ©2016 REUTERS/Ogirenko

Invasi Rusia terhadap Ukraina terus berlanjut. Serangan tak kunjung terhenti sejak Kamis (24/2). Korban berjatuhan. Ibu Kota Kiev, Ukraina benar-benar kacau.

Serangan tak hanya dilakukan Rusia lewat darat. Langit Kiev juga dikuasai.

Bahkan seorang pejabat Ukraina menyebut, pesawat kargo Antonov AN-225, yang dikenal sebagai pesawat terbesar di dunia ikut hancur dalam invasi ini. Pesawat yang diberi nama Mriya yang berarti mimpi itu dalam keadaan terparkir di lapangan terbang dekat Kiev ketika diserang militer Rusia.

"Rusia mungkin telah menghancurkan 'Mriya' kita. Tapi mereka tidak akan pernah bisa menghancurkan impian kita tentang negara Eropa yang kuat, bebas dan demokratis. Kita akan menang!" tulis Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter. Demikian dilansir dari CNN, Senin (28/2).

Belum ada penjelasan lebih detail mengenai kehancuran pesawat tersebut. Sebuah tweet dari Perusahaan Antonov juga belum bisa memastikan kondisi pesawat sampai diperiksa oleh para ahli.

Ukroboronprom, sebagai perusahaan penglola Antonov menyebut kondisi pesawat itu sudah hancur. Tetapi Ukraina memastikan pesawat itu akan dibangun kembali dengan biaya perkiraan biaya yang dikeluarkan sebesar USD 3 miliar.

"Tugas kami adalah memastikan bahwa biaya ini ditanggung oleh Federasi Rusia, yang telah menyebabkan kerusakan yang disengaja pada penerbangan Ukraina dan sektor kargo udara."

Mengerikannya Serangan Rusia

Korban Invasi Rusia ke Ukraina: 352 Warga Sipil Tewas, 14 di Antaranya Anak-Anak

Merdeka.com 2022-02-28 06:58:54
Potret Mengerikan Perang Rusia-Ukraina. Twitter @RALee85 ©2022 Merdeka.com

Serangan Rusia terhadap Ukraina tak kunjung mereda. Hari ini memasuki serangan hari kelima setelah serangan pertama dilakukan pada Kamis (24/2) lalu.

Serangan militer Rusia mulai dilancarkan setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin, memberikan komando.

Ibu Kota Kiev, Ukraina hari ini begitu porak poranda. Korban berjatuhan tidak terhindar.

Dilansir dari Reuters, Senin (28/2), Kementerian Kesehatan Ukraina menyebut 352 warga sipil ikut tewas akibat penyerangan membabi buta tersebut. Lebih menyedihkan mana kala 14 di antara korban tewas adalah anak-anak.

Sementara korban luka-luka mencapai ribuan. Data terkini 1.684 warga Ukraina mengalami luka-luka.


Serangan Rusia Mengarah Genosida

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, mengatakan serangan Rusia telah menghancurkan negaranya. Dia menyebut serangan Rusia sudah mengarah pada genosida.

"Ini teror. Mereka akan lebih mengebom kota-kota Ukraina kami, mereka akan membunuh anak-anak kami. Ini adalah kejahatan yang datang ke tanah kami dan harus dihancurkan," kata Zelenskiy dalam pesan video singkat. Dilansir Reuter, Minggu (27/2).

"Tindakan kriminal Rusia terhadap Ukraina menunjukkan tanda-tanda genosida," tambahnya.

Baca juga:
Apakah Putin akan Menekan Tombol Nuklir?
Warga Sipil Ukraina Bikin Rintangan Anti-Tank Rusia
AS Desak Warga Negara Amerika Segera Tinggalkan Rusia
CEK FAKTA: Tidak Benar Foto-Foto Warga Ukraina Melawan Rusia pada Februari 2022
Ukraina Klaim 5.000 Lebih Tentara Rusia Terbunuh dalam Pertempuran

Ini yang Paling Ditakutkan Ukraina dan Dunia

Radiasi Nuklir Chernobyl Ukraina Meningkat Usai Direbut Rusia

Merdeka.com 2022-02-26 09:51:28
Chernobyl . ©2013 Merdeka.com/tour2chernobyl.com

Radiasi nuklir Chernobyl dilaporkan mengalami peningkatan. Hal itu setelah pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl dikuasai tentara Rusia.

Demikian dilaporkan Badan Nuklir Ukraina, Jumat (25/2). Dilaporkan pembangkit listrik tenaga nuklir itu kini sudah tidak berfungsi lagi.

Para ahli di badan nuklir negara mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perubahan itu disebabkan oleh pergerakan sejumlah besar mesin militer berat mengangkat lapisan atas tanah ke udara.

Kondisi fasilitas nuklir Chernobyl dan lokasi lainnya tetap tidak berubah, menurut Inspektorat Peraturan Nuklir Negara Ukraina.

Sebuah ledakan dan kebakaran di pembangkit listrik Chernobyl pada tanggal 26 April 1986, menyebabkan bencana nuklir terburuk di dunia.

Dikutip dari CNBC, Rusia melancarkan invasi yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Ukraina pada hari Kamis, dengan para pejabat memperingatkan pada hari Jumat bahwa pasukan Rusia mendekati ibu kota Kyiv.

Serangan itu telah meningkatkan ketakutan akan krisis kemanusiaan yang menghancurkan dan merupakan salah satu krisis keamanan terburuk di Eropa dalam beberapa dekade.

Warga Ukraina Melawan Tank Rusia

Warga Sipil Ukraina Bikin Rintangan Anti-Tank Rusia

Merdeka.com 2022-02-28 14:59:37
Warga Sipil Ukraina Bikin Rintangan Anti-Tank Rusia. ©2022 REUTERS/Serhii Hudak
Warga sipil Ukraina membuat rintangan anti-tank untuk mempertahankan kotanya dari serangan militer Rusia di Uzhhorod (27/2/2022).
Setelah Rusia melancarkan operasi militer besar-besaran terhadap Ukraina, warga sipil di Uzhhorod sibuk membuat rintangan penghalau tank-tank militer Rusia.
Rintangan itu mereka dibuat dari batang besi yang dilas menyilang untuk menghambat tank.
Warga sipil Ukraina menyelesaikan pembuatan rintangan anti-tank dari besi di Uzhhorod (27/2/2022).

Bom Molotov vs Senjata Canggih Rusia

Antisipasi Rusia Menyerang, Warga Sipil Ukraina Bikin Bom Molotov

Merdeka.com 2022-02-28 13:12:28
Warga sipil Ukraina bikin bom molotov. ©2022 REUTERS/Serhii Hudak
Warga sipil Ukraina menyiapkan botol saat membuat bom molotov untuk mempertahankan kota dari serangan Rusia di Uzhhorod, Ukraina (27/2/2022).
Mereka membuat bom molotov karena dorongan dari Kementerian Pertahanan Ukraina yang mengajak warga sipil untuk melawan musuh.
Mereka membuat bom molotov menggunakan butiran styrofoam kemudian dimasukkan ke dalam botol kaca beserta cairan mudah terbakar.
Bahan styrofoam dipilih warga sipil karena mudah terbakar dan dapat menyebar, menempel ke sasaran yang dituju.
Sebelumnya beberapa waktu lalu, Kementerian Pertahanan Ukraina memberikan dorongan kepada warga sipil untuk melawan musuh dengan membuat bom.