Permasalahan minyak goreng di Tanah Air tak kunjung usai. Saat ini muncul masalah baru. Yaitu, setiap operasi pasar digelar selalu diserbu masyarakat. Salah satunya terjadi di Palembang
Warga rela mengantre hingga berjam-jam untuk mendapatkan jatah dua liter minyak goreng kemasan, atau beberapa liter jenis curah. Namun, ada fenomena yang menarik, bahwa ternyata tidak semua warga yang ikut antre tersebut tidak memiliki persediaan minyak goreng di rumahnya.
Lisa, warga setempat yang dijumpai dalam operasi pasar (OP) di Pasar Alang-Alang Lebar mengaku masih memiliki dua liter minyak goreng yang dibelinya pada operasi pasar di tempat lain dua hari lalu. "Takut, isunya minyak goreng bakal mutus (kosong), jadi saya ikut beli lagi di OP ini," kata Lisa dikutip dari Antara.
Bagi Lisa, dia perlu menyimpan minyak goreng sebagai persediaan karena khawatir bakal kesulitan untuk mendapatkannya. Apalagi, kelangkaan minyak goreng ini sudah terjadi sejak pertengahan Februari lalu.
Ibu rumah tangga ini memburu minyak goreng di operasi pasar karena harga sesuai dengan ketentuan pemerintah berdasarkan Harga Eceran Tertinggi yakni Rp13.500 per liter untuk jenis kemasan sederhana. Sementara jika membeli di warung sekitar rumahnya, Lisa harus merogoh kocek Rp21.000 hingga Rp22.000 per liter karena pedagang beralasan barang sedang langka.
Selisih harga yang tinggi ini juga yang melatari Elma, warga Kecamatan Alang-Alang Lebar memburu minyak goreng jenis curah di operasi pasar tersebut.
Sejak pukul 08.00 WIB, dia sudah mengantre untuk mendapatkan minyak goreng jenis curah dengan harga Rp11.500 per liter. Dia sempat resah karena antrean terus mengular sementara minyak goreng belum juga didapatkan walau waktu sudah menunjukkan pukul 9.30 WIB. Rupanya, berselang satu jam kemudian, dia baru mendapatkan satu jeriken (volume lima liter) minyak goreng jenis curah.
"Saya bukan pedagang makanan, ini untuk pakai sendiri. Saya terpaksa langsung beli banyak karena takut minyak goreng benar-benar kosong. Saat ini susah, di pasar tak ada, di Alfamart dan Indomaret apalagi, selalu kosong," kata dia.
DIa mengakui minyak goreng yang diperolehnya dalam OP ini sebanyak lima liter telah melebihi kebutuhan untuk satu bulan ke depan. Bersama suami dan dua anaknya, sebenarnya Elma hanya membutuhkan sekitar tiga liter minyak per bulan. “Tapi, jika ada OP lagi saya mau ikut lagi, buat jaga-jaga,” kata dia.
Indikasi Penimbunan
Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan Didid Noordiatmoko memastikan saat ini produksi minyak goreng sudah mendekati kebutuhan dalam negeri, sehingga kelangkaan terhadap produk tersebut seharusnya bisa teratasi paling lambat pada akhir Maret 2022.
"Persediaan sebenarnya tersedia. Selisih kebutuhan ini sudah mendekati normal. Akhir bulan ini secara teoritis sudah cukup," kata Didid.
Produsen minyak goreng di Sumatera Selatan bahkan sudah memproduksi mendekati kebutuhan di daerah ini, jika pun terdapat selisih diperkirakan hanya 10 persen. Berlarut-larutnya kelangkaan minyak goreng, lantaran kompleksnya persoalan dari hulu hingga ke hilir.
Pemerintah secara bertahap menyelesaikan persoalan produksi hingga distribusi minyak goreng, sehingga dapat diperoleh dengan mudah dengan harga yang terjangkau di masyarakat.
Akan tetapi, muncul persoalan baru yang merupakan dampak dari kenaikan harga dan kelangkaan barang yakni ‘panic buying’.
Lantaran sempat kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga yang terjangkau membuat masyarakat membeli melebih kebutuhan ketika mendapatkan kesempatan.
Padahal, hasil riset menyebutkan kebutuhan minyak goreng per orang hanya 0,8-1 liter per bulan. Artinya, kini banyak rumah tangga menstok minyak goreng. “Tapi ini baru terindikasi,” kata dia.
Sembari menunggu stabilnya antara permintaan dan ketersediaan barang ini, pemerintah akan menggelar OP di setiap kabupaten/kota di Sumsel mulai pekan depan.
Dalam OP ini masyarakat dapat membeli minyak goreng dengan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET), untuk minyak goreng kemasan premium Rp14.000 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter dan minyak curah Rp11.500 per liter yang sudah ditetapkan sejak 1 Februari 2022.
Baca juga:
Stok Minyak Goreng di Bengkulu Tak Mencukupi Kebutuhan Masyarakat
Masalah Kelangkaan Minyak Goreng, DPR Usul Setop Ekspor Sawit Mentah
Viral Ibu-Ibu Antre Beli Minyak Goreng di Pesanggrahan, Datang dari Jam 4 Subuh
Wagub Minta Warga Tak Borong Minyak Goreng: Kalau Semua Nyetok di Rumah, Waduh Repot
Warga Keluhkan Harga Minyak Goreng Tembus Rp40.000 per Liter
Harga Kedelai dan Minyak Goreng di Kudus Belum Stabil, Begini Kondisi Terkini