Canda Tawa Sebelum Kematian Brigadir J

Fakta Tawa Canda Sebelum Adu Tembak Brigadir J Vs Bharada E

Merdeka.com 2022-07-26 21:06:02
makam brigadir J. ©2022 Merdeka.com/hidayat

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah mengantongi sejumlah fakta usai memeriksa para ajudan Kadiv Propam nonaktif Irjen Pol Ferdy Sambo. Salah satunya, peristiwa yang berlangsung sebelum insiden baku tembak polisi dengan polisi di rumah Kadiv Propam, Irjen Pol Ferdy Sambo, pada Jumat (8/7) sore.

Diketahui, Komnas HAM telah selesai melakukan peemriksaan terhadap enam ajudan Ferdy Sambo. Termasuk, Bharada E yang terlibat dalam baku tembak dengan Brigadir J.

"Yang kedua kami juga mendalami spektrum sebelum hari H, sebelum Jumat itu kami tarik ke belakang, kami tanya semua apa yang terjadi. Bagaimana peristiwanya, bahkan kondisinya seperti apa," kata Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam saat jumpa pers, Selasa (26/7).

Anam lalu membocorkan suasana yang dimaksud berdasarkan hasil keterangan dari para ajudan. Kalau sebelum baku tembak, sempat berlangsung interaksi yang penuh canda tawa dalam suatu pertemuan.

"Kondisinya kaya apa, ini salah satu yang penting, misalnya begini, ini kondisinya kek bercanda bercanda, tertawa atau tegang, itu kami tanya di beberapa orang yang ikut dalam forum itu ngomongnya memang tertawa-tertawa,” tuturnya.

"Itu yang kami tanya. Jadi kami lihat spektrum bagaimana kondisinya," tambah dia.


Sudah Periksa Ajudan dan Tim Forensik

Selain pemeriksaan terhadap ajudan, pihak Komnas HAM juga telah menggali keterangan keterangan dari tim forensik dilakukan Komnas HAM guna memastikan sejumlah luka-luka yang dialami di tubuh Brigadir J sebagaimana hasil temuan.

Sekedar informasi jika kasus baku tembak yang terjadi di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7) pukul 17.00 WIB. Turut melibatkan Brigadir J yang tewas akibat tembakan dari Bharada E.

Adapun baku tembak itu ditengarai adanya dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J kepada istri Irjen Pol Ferdy Sambo. Untuk saat ini kasus yang ditangani Polda Metro Jaya berkaitan dengan perkara pelecehan, dan pengancaman serta kekerasan terhadap Istri Ferdy Sambo.

Sementara untuk kasus lainnya pun juga ditangani Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri yang turut mengusut kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J. Laporan itu dilayangkan oleh kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.

Baca juga:
Jelang Autopsi Ulang, Makam Brigadir J Dijaga Ketat Ormas PBB
Kasus Brigadir J, Komnas HAM Ungkap Mekanisme Pemeriksaan Enam Ajudan Ferdy Sambo
Pengakuan Panjang Lebar Bharada E saat Diperiksa Komnas HAM
Wajah Bharada E, Ajudan Irjen Ferdy Sambo Usai Diperiksa Komnas HAM
Reaksi Bharada E Usai Jalani Lima Jam Pemeriksaan di Komnas HAM
Selesai Diperiksa Komnas HAM, 5 Ajudan Irjen Ferdy Sambo Kompak Diam
Cara Komnas HAM Ungkap Motif Kematian Brigadir J

Apa yang terjadi dari Magelang sampai Jakarta?

Menyingkap Tabir Lokasi Kematian Brigadir J, Magelang atau Jakarta?

Merdeka.com 2022-07-27 13:50:02
Kebersamaan Brigadir J dengan Irjen Ferdy Sambo. Facebook Roslin Emika ©2022 Merdeka.com

Lokasi penembakan Brigadir J dipertanyakan. Antara Magelang dan Jakarta. Hal itu diungkap pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.

Ia menilai lokasi pertama di Magelang, Jawa Tengah. Sementara, lokasi kedua di rumah dinas Kadiv Propam non-aktif Irjen Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang telah menemukan bukti dari hasil pemeriksaan sampai saat ini. Diketahui jika, Brigadir J masih hidup ketika tiba di Jakarta pada hari sebelum insiden baku tembak, Jumat (8/7).

"Forum tertawa-tawa itu forum antara ADC (ajudan) ya, sebelum kematian, lokasinya di Jakarta," kata Komnas HAM Choirul Anam kepada wartawan, Rabu (27/7).

Anam mengungkap jika temuan suasana riang penuh tawa yang berlangsung di Jakarta itu berlangsung antara sesama rekan dari ajudan Irjen Ferdy Sambo dalam sebuah pertemuan.

"Itu ngobrol nyantai begini dan tertawa-tawa, siapa yang tertawa? Termasuk J," ucapnya.

Menurutnya, temuan itu setidaknya telah bisa membantah spekulasi terkait kematian Brigadir J yang diduga terjadi ketika perjalanan Magelang-Jakarta.

"Jadi kalo ini seolah-olah dibunuh dengan tertawa-tawa antara Magelang dan Jakarta sudah, itu salah," tambah dia.

Meski demikian, Anam belum bisa membeberkan hasil temuannya lebih jauh. Karena hal tersebut masih perlu dilakukan pendalaman sebelum Komnas HAM mengeluarkan hasil kesimpulan.


Suasana Canda Tawa

Sebelumnya, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah mengantongi sejumlah fakta, salah satunya peristiwa yang berlangsung sebelum insiden baku tembak polisi dengan polisi di rumah Kadiv Propam, Irjen Pol Ferdy Sambo, pada Jumat (8/7) sore.

Fakta itu dikantongi, pihak Komnas HAM usai merampungkan pemeriksaan terhadap enam ajudan atau ADC Kadiv Propam Komjen Pol Ferdy Sambo nonaktif, salah satunya Bharada E yang terlibat dalam baku tembak.

"Yang kedua kami juga mendalami spektrum sebelum hari H, sebelum Jumat itu kami tarik ke belakang, kami tanya semua apa yang terjadi. Bagaimana peristiwanya, bahkan kondisinya kata apa," kata Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam saat jumpa pers, Selasa (26/7).

Anam lalu membocorkan suasana yang dimaksud berdasarkan hasil keterangan dari para ajudan. Kalau sebelum baku tembak, sempat berlangsung interaksi yang penuh canda tawa dalam suatu pertemuan.

"Kondisinya kaya apa, ini salah satu yang penting, misalnya begini, ini kondisinya bercanda bercanda, tertawa atau tegang, itu kami tanya di beberapa orang yang ikut dalam forum itu ngomongnya memang tertawa tertawa," tuturnya.

"Itu yang kami tanya. Jadi kami lihat spektrum bagaimana kondisinya," tambah dia.

Selain kejadian sebelum insiden baku tembak itu, kata Anam, pihaknya juga telah mendapatkan keterangan yang lebih luas hingga beberapa hari sebelum kejadian berdarah berujung tewasnya Brigadir J.

"Yang kedua kami juga tarik spektrum yang lebih luas, spektrum waktu yang lebih luas, misalnya di Magelang ngapain, baju apa, ngapain saja, dan sebagainya," ucap dia.

"Dan termasuk spektrum waktu, kapan berangkat dari Magelang sampai di Jakarta, di Jakarta ngapain saja, pakean apa, kami tanya detail dan lengkap, dan masing masing orang (ajudan) memiliki jawaban sendiri sendiri, kan ditanyain sendiri sendiri," lanjut dia


Pendapat Keluarga

Sebelumnya, Tim kuasa hukum keluarga Brigadir J, Johnson Panjaitan meyakini, Brigadir J tewas bukan karena baku tembak. Namun diduga adanya penganiayaan. Tetapi tidak dilakukan di Komplek Duren Tiga, Jakarta Selatan.

"Karena kami masih berkeyakinan ini bukan cuma tembak menembak, ini ada penganiayaan dan juga lokasinya tidak di sini. Saya juga mencoba memahami keadaan. Karena ini baru pertama kali saya datang dan bisa masuk ke TKP, walaupun tidak bisa masuk ke dalam ya," katanya di lokasi, Sabtu (23/7).

Hal ini berdasarkan, lokasi dan waktu korban berkomunikasi dengan keluarga Brigadir J. Di mana saat itu, Brigadir J mengaku tengah di Magelang, Jawa Tengah, bersama Irjen Ferdy Sambo.

"Kan itu ada soal penganiayaan ya kan. Dan jam jadi di BAP itu ada jam 10.58 Wib ya, di sini permohonan itu sudah ditemukan mayat tergeletak pukul 17.00 Wib. Anda hitung dari sana ke sini (Magelang ke Jakarta)," ujarnya.

"Akan tetapi, kami juga bertanya-tanya apakah mendekati Magelang atau mendekati sini (pembunuhan terjadi). Kan itu pertanyaan, tapi yang jauh lebih penting biarpun kayak apapun analisis Magelang mobil menjadi penting, bukan cuma rumah ini. Ya mobil yang dipakai. Mobil yang dipakai dan handphone. Apalagi kalian jagolah soal IT itu ya. Linimasanya kan bisa dilihat," sambungnya.

Dalam hal ini, ia enggan berspekulasi pembunuhan itu terjadi di jalan. Kuncinya, kata dia, adalah hasil dari prarekonstruksi.

"Nah itu dia saya enggak mau berspekulasi. Makanya itu gunanya prarekonstruksi. Tapi prarekonstruksi ini tembak menembak anda sudah tahu dong kata kuncinya. Anglenya apa, kalau tembak menembak ya kan. Kami tembak menembak anglenya, pembunuhan penganiayaan kan sudah jelas," katanya.

Baca juga:
VIDEO: Tangis Ibunda Pecah Saksikan Pembongkaran Makam Brigadir J di Jambi
Komnas HAM Periksa Handphone Brigadir J
Begini Suasana saat Jenazah Brigadir J Diautopsi Ulang di RSUD Sungai Bahar
Bharada E dan Istri Ferdy Sambo Dijadwalkan Ikuti Asesmen Psikologi LPSK
Polri Tegaskan Autopsi Ulang Jenazah Brigadir J Tidak Bisa Diintervensi
Ibunda Brigadir J: Ibu Putri Mana Hati Nuranimu

Waktu dan Lokasi Tewasnya Brigadir J

Komnas HAM Kantongi Informasi Lokasi dan Waktu Kematian Brigadir J

Merdeka.com 2022-07-25 17:24:27
Gedung Komnas HAM. ©2012 Merdeka.com

Komisioner Choirul Anam memastikan, pihaknya sudah mengantongi informasi terkait lokasi dan waktu kematian Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat. Dia menjelaskan, informasi itu diperoleh usai menggali keterangan dari Pusat Kedokteran Kesehatan (Pusdokes) Polri dan sejumlah bukti lain dari keterangan pihak ahli dan keluarga almarhum Brigadir J.

"Kapan waktu meninggal? basah lukanya itu menentukan kapan. Kami punya informasi yang rigid akibat hal itu dan kami punya informasi yang lain soal karakter dasar kronologi ini dan kalau kita sesuaikan, kami punya waktu yang semakin rigid kapan brigadir J ini meninggal dan dimana kemungkinan besar meninggalnya," jelas Anam di Kantor Komnas HAM, Senin (25/7).

"Basah luka yang akan menjernihkan kita kapan terjadi kematian," sambung Anam.

Kendati demikian, saat diperjelas awak media, Anam menolak gamblang apakah pernyataan yang disampaikan berarti keterangan dari Polri berbeda dengan temuan yang diperoleh Komnas HAM sejauh ini. Anam hanya menambahkan, poin penting dari penggalian informasi Komnas HAM terhadap Pusdokes Polri adalah dengan mengetahui bagaimana kondisi Brigadir J sebelum, saat dan setelah diautopsi.

"Kami sudah punya catatan mendalam, tapi kami belum menyimpulkan sekarang. Kesimpulan pasti ada, tetapi nanti tidak sepotong-sepotong jadi nanti kalau sudah komprehensif," katanya.

Reporter: M Radityo
Sumber: Liputan6.com

Brigadir J Ditembak dari Jarak Dekat

Komnas HAM Temukan Bukti Brigadir J Ditembak dari Jarak Tak Terlalu Jauh

Merdeka.com 2022-07-26 14:17:21
Ini Sosok Polisi Adik Brigadir J, Dimutasi Usai Kasus. Facebook Roslin Emika dan Merdeka ©2022 Merdeka.com

Komisi Nasional Hak Asadi Manusia (Komnas HAM) telah mengantongi beberapa bukti terkait insiden baku tembak polisi dengan polisi yang Brigadir J. Salah satunya, soal karakteristik luka tembak yang berasal dari jarak dekat.

"Kalau dari karakter luka, jaraknya memang tidak terlalu jauh. Tetapi ada beberapa karakter jarak yang berbeda- beda. Itu dari hasil pendalaman kami," kata Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam kepada wartawan, Selasa (26/7).

Selain itu, Anam juga telah mendapatkan penjelasan dari pihak kepolisian bahwa ada proyektil yang bersarang di tubuh Brigadir J berdasarkan hasil tujuh jumlah luka dari total lima proyektil yang dilesatkan Bharada E.

"Ada pertanyaan, kenapa kok jumlah lukanya masuk dan keluar berbeda? Jumlah luka masuk dan keluar berbeda karena memang ada yang masuk dan keluarnya memang pelurunya masih bersarang di tubuh. Sehingga jumlahnya berbeda," ujar dia.

Keterangan perihal luka di tubuh Brigadir J itu, lanjut Anam, telah didapat dari hasil pemeriksaan terhadap tim forensik yang dipimpin Kapusdokkes Polri, Irjen Pol Asep Hendradiana yang berlangsung, Senin (25/7) kemarin.

Anam mengatakan kalau pihaknya ditunjukan dokumen mulai dari luka jenazah dari sesudah maupun sebelum autopsi. Dari penampakan sejumlah luka tembak di tubuh Brigadir J yang dikonfirmasi dengan keterangan keluarga.

"Kaki, bandingkan foto lebam yang pas hari minggu dengan foto jenazah yang diotopsi. Artinya angka kematian masih sangat pendek, itu kelihatan sekali. Jadi itu kunci dalam konteks autopsi adalah melibat jenazah sebelum di autopsi," ucapnya.

"Dan itu kami sudah lihat dengan detail, dan sangat mendalam. Ditunjukan bagaimana cara kerjanya dan pakai alat apa dan sebagainya, termasuk kami juga ditunjukan karena itu foto ya. Kameranya pakai kamera profesional yang memang untuk kerja-kerja forensik, pasti hasilnya berbeda," tambah dia.

Kendati demikian, Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik mengatakan jika pihaknya ingin fokus terhadap insiden baku tembak dan tidak ingin terbawa spekulasi yang berkembang.

"Belum sampai situ. Saat ini fokus kita ada pada penembak kematian, ada spekulasi bahwa salah satu penembak kematian, kita ingin buktikan itu," kata Taufan.

Menurut Taufan, berdasarkan pemeriksaan bersama ahli internal nantinya hasil-hasil luka yang bersarang di tubuh Brigadir J akan dijadikan bekal mengetahui arah tembakan maupun senjata yang bakal menjadi bahan mengungkap motif.

"Senjata akan berkait dengan pemiliknya. Itu baru kita akan cari motifnya. Jadi masih ada tahapan-tahapan untuk sampai ke situ. Kami Komnas tidak mau dipengaruhi oleh berbagai spekulasi. Silahkan saja siapapun bikin analisis, spekulasi, kami tetap akan jalan dengan tahap-tahapan prosedur-prosedur penyelidikan di internal kami," tuturnya.


Hari Ini Periksa Ajudan Sambo

Sekedar informasi jika Komnas HAM saat ini sedang melakukan pemeriksaan terhadap tujuh ajudan atau ADC Irjen Pol Ferdy Sambo, termasuk Bharada E yang terlibat baku tembak dengan Brigadir J, Selasa (26/7).

Perlu diketahui jika kasus baku tembak yang terjadi di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022) pukul 17.00 WIB. Turut melibatkan Brigadir J yang tewas akibat tembakan dari Bharada E.

Adapun baku tembak itu ditengarai adanya dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J kepada istri Irjen Pol Ferdy Sambo. Untuk saat ini kasus yang ditangani Polda Metro Jaya berkaitan dengan perkara pelecehan, dan pengancaman serta kekerasan terhadap Istri Ferdy Sambo.

Sementara untuk kasus lainnya pun juga ditangani Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri yang turut mengusut kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J. Laporan itu dilayangkan oleh kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.

Baca juga:
Potret Bharada E Penembak Mati Brigadir J Dipanggil Komnas HAM
Komnas HAM Punya Kunci Ungkap Kasus, Hanya Bisa Dikonfirmasi ke Ajudan Ferdy Sambo
Ini Permintaan Orang Tua Jelang Autopsi Ulang Jenazah Brigadir J
Dua Ajudan Irjen Ferdy Sambo Belum Penuhi Panggilan Komnas HAM, Termasuk Bharada E
Foto-Foto Persiapan Autopsi Ulang Jenazah Brigadir J di RSUD Sungai Bahar
RSUD Sungai Bahar Siapkan Ruangan Khusus saat Autopsi Ulang Brigadir J
Jelang Autopsi Ulang Brigadir J, Tim dari Mabes Polri Berangkat ke Jambi

Sosok dan Pengakuan Bharada E

Pengakuan Panjang Lebar Bharada E saat Diperiksa Komnas HAM

Merdeka.com 2022-07-26 19:43:23
bharada e dipanggil komnas ham. ©2022 Merdeka.com/bachtiar

Sosok Bharada E akhirnya muncul ke publik. Dia hadir pemeriksaan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Kehadiran Bharada E bersamaan dengan enam ajudan atau adc Irjen Pol Ferdy Sambo, Selasa (26/7).

Brigadir E adalah polisi yang terlibat adu tembak di rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo. Akibatnya, Brigadir J meninggal dunia.

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengakui jika terjadi insiden baku tembak yang menewaskan Brigadir J di rumah tersebut. Hal itu diketahui dari pengakuan Bharada E saat diperiksa Komnas HAM.

"Sepanjang yang kami periksa, Bharada E menjelaskan banyak hal. Salah satunya adalah soal menembak," kata Anam saat jumpa pers di gedung Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat.


Alasan Periksa Ajudan

Komnas HAM menyebut jika pemeriksaan terhadap ketujuh ajudan Irjen Ferdy Sambo guna mengkonfirmasi berbagai temuan yang sebelumnya telah didapat dari hasil menggali fakta kepada keluarga Brigadir J, ahli, dan tim forensik.

"Pertama pasti kami akan mengkonfirmasi beberapa yang sudah keluar di publik ya, terkait Brigadir J misalnya tembak menembak dan sebagainya itu pasti," kata Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam.

Termasuk terhadap satu temuan yang dianggap menjadi kunci dalam kasus ini. Meski Anam masih belum bisa menjabarkan hal tersebut, namun informasi itu hanyalah bisa dikonfirmasi kepada personel yang melekat kepada Ferdy Sambo.

"Tapi yang lain sebenarnya kami punya satu yang lebih mendalam yang kami dapatkan sudah agak lama, di proses awal kami melakukan pendalaman peristiwa ini. Itu kami sudah punya satu peristiwa peristiwa yang memang hanya bisa dikonfirmasi kepada ADC, bukan kepada yang lain," terangnya

Adapun pemanggilan para ajudan ini, usai pihak Komnas HAM menggali keterangan dari tim forensik yang dipimpin Kapusdokkes Polri, Irjen Pol Asep Hendradiana sebagaimana permintaan dari Komnas HAM.

Sedangkan, Anam mengatakan sistem pemeriksaan kepada para ajudan nantinya akan memakai dua model pertama dengan sendiri-sendiri dan kedua, secara bersama-sama.

"Ada dua model yang akan kami lakukan, memang pasti sendiri sendiri dan ada yang satu tempat bersama. Karena kami pengen tau detail apa yang terjadi, konteksnya apa dan sebagainya," sebutnya.


Sudah Periksa Ajudan dan Tim Forensik

Selain pemeriksaan terhadap ajudan, pihak Komnas HAM juga telah menggali keterangan keterangan dari tim forensik dilakukan Komnas HAM guna memastikan sejumlah luka-luka yang dialami di tubuh Brigadir J sebagaimana hasil temuan.

Sekedar informasi jika kasus baku tembak yang terjadi di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7) pukul 17.00 WIB. Turut melibatkan Brigadir J yang tewas akibat tembakan dari Bharada E.

Adapun baku tembak itu ditengarai adanya dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J kepada istri Irjen Pol Ferdy Sambo. Untuk saat ini kasus yang ditangani Polda Metro Jaya berkaitan dengan perkara pelecehan, dan pengancaman serta kekerasan terhadap Istri Ferdy Sambo.

Sementara untuk kasus lainnya pun juga ditangani Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri yang turut mengusut kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J. Laporan itu dilayangkan oleh kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.

Baca juga:
Wajah Bharada E, Ajudan Irjen Ferdy Sambo Usai Diperiksa Komnas HAM
Reaksi Bharada E Usai Jalani Lima Jam Pemeriksaan di Komnas HAM
Selesai Diperiksa Komnas HAM, 5 Ajudan Irjen Ferdy Sambo Kompak Diam
Cara Komnas HAM Ungkap Motif Kematian Brigadir J
Brigadir J Curhat pada Kekasih sebelum Tewas Ditembak, Diancam Dibunuh
VIDEO: Penampakan Bharada E saat Diperiksa Komnas HAM Soal Kasus Kematian Brigadir J
Komnas HAM Langsung Ikuti Proses Autopsi Ulang Brigadir J

CCTV Bisa Ungkap Kasus Kematian Brigadir J?

Polri Temukan CCTV yang Bisa Ungkap Kasus Tewasnya Brigadir J

Merdeka.com 2022-07-20 23:55:13
Suasana Rumah Dinas Kadiv Propam Polri. ©2022 Liputan6.com/Faizal Fanani

Polisi menemukan kamera Closed Circuit Television (CCTV) yang dapat mengungkap kasus baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Sebelumnya, polisi menyebut CCTV di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo sedang rusak.

"Tim ini bekerja maksimal. Kita sudah menemukan CCTV yang bisa mengungkap secara jelas tentang konstruksi kasus ini, dan CCTV ini sedang didalami oleh timsus yang nanti akan dibuka apabila seluruh rangkaian proses penyidikan oleh timsus sudah selesai," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Rabu (20/7).

"Jadi dia tidak sepotong-sepotong, juga akan menyampaikan secara komprehensif apa yang telah dicapai timsus yang ditentukan Bapak Kapolri," sambungnya.

Dia menegaskan, Polri berkomitmen untuk menjaga indepedensi, transparan dan akuntabel dalam mengusut kasus tewasnya Brigadir J.

"Sekali lagi Bapak Kapolri mendengarkan seluruh apa yang menjadi aspirasi di masyarakat dan juga komitmen dari pimpinan Polri dalam rangka menjaga independensi, transparan dan akuntabel. Tim menunjukkan kinerjanya yang maksimal," tegasnya.

Sementara itu, Direktur Tindak Pidana Umum (Dir Tipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi menyebut, CCTV tersebut saat ini sedang diproses di Laboratorium Forensik.

"Kemudian juga, diawali Bapak Kadiv Humas, beberapa bukti baru, CCTV. Nah ini sedang proses di Lab Forensik untuk kita lihat. Karena tentu ini kita peroleh, penyidik memperoleh dari beberapa sumber, ada beberapa hal yang harus disinkronisasi-sinkronisasi, kaliberasi waktu," sebut Andi.

"Kadang-kadang ada tiga CCTV di sana, di satu titik yang sama tapi waktunya bisa berbeda-beda. Nah tentunya ini harus melalui proses yang dijamin legalitasnya. Jadi bukan berdasarkan apa maunya penyidik, tapi berdasarkan data daripada CCTV itu sendiri," tutupnya.

Organ Tubuh Dibawa ke Jakarta

Kuasa Hukum: Organ Tubuh Brigadir J akan Diperiksa di Jakarta

Merdeka.com 2022-07-27 07:48:37
Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J. Hidayat

Tim pengacara keluarga Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat, Jhonson Panjaitan mengatakan, beberapa bagian organ tubuh almarhum Brigadir J, dicurigai akibat penganiayaan akan diperiksa dan dibawa ke Jakarta. Menurut Jhonson, hal itu hasil dari pembicaraan disampaikan tim forensik Mabes Polri dengan tim independen serta pihak perwakilan keluarga.

"Untuk beberapa organ tubuh dari Brigadir Yoshua akan dibawa ke Jakarta untuk pemeriksaan karena di Jambi tidak bisa dilakukan," kata Jhonson Panjaitan di Jambi, Rabu (27/7).

Kemudian dalam melakukan autopsi ulang nanti akan melibatkan banyak pihak di antaranya dari TNI, perguruan tinggi dan dokter perwakilan keluarga yang ditunjuk.

"Hal ini kami lakukan agar hasil pemeriksaan autopsi ulang akan transparan sehingga bisa terungkap kasus ini dengan sebenarnya apa penyebab kematiannya," kata Jhonson.


Keluarga Diizinkan Lihat Langsung Pembongkaran Makam

Pada pelaksanaan autopsi ulang nanti kesepakatan bersama dengan tim Mabes Polri bahwa pihak keluarga juga akan diperbolehkan untuk melihat langsung mulai dari penggalian kuburan hingga pelaksanaannya.

"Untuk sementara ini kesepakatannya kami masih diperbolehkan untuk melihat langsung pelaksanaan otopsi ulang almarhum Brigadir Yoshua," kata Jhonson.

Diketahui, tim mulai melakukan penggalian makam dan kemudian peti jenazah Brigadir J akan dibawa ke Rumah Sakit Umum Sungai Bahar, yang berjarak dua kilometer dari lokasi makam untuk dilakukan autopsi ulang dan akhirnya dimakamkan lagi.

Reporter: Hidayat/Kontributor merdeka.com

Baca juga:
Autopsi Ulang Brigadir J, Tangis Histeris Ibunda Pecah Jelang Makam Dibongkar
Autopsi Ulang Brigadir J, Pembongkaran Makam Dilakukan Pagi Ini
Dokter Forensik Perkirakan Proses Autopsi Brigadir J Lebih Lama, Ini Alasannya
Bagaimana Memilah Informasi Terkait Kasus Brigadir J di Medsos, Ini Kata Pakar
Mahfud MD Ingatkan Perintah Presiden Terkait Kasus Brigadir J: Jangan Main-Main!
Usai Ajudan Ferdy Sambo, Hari Ini Komnas HAM Periksa CCTV Terkait Kematian Brigadir J
VIDEO: Profil Irjen Fadil Imran di Wikipedia Diedit "Tidak Menangkap Ferdy Sambo"

Brigadir J Curhat pada Kekasih: Diancam Dibunuh

Brigadir J Curhat pada Kekasih sebelum Tewas Ditembak, Diancam Dibunuh

Merdeka.com 2022-07-26 15:23:46
kekasih brigadir j. ©2022 Merdeka.com/hidayat

Brigadir J sempat curhat sejumlah masalah kepada kekasihnya sebelum tewas ditembak di rumah bosnya, Irjen Pol Ferdy Sambo. Curhatan Brigadir J disampaikan oleh pengacara kekasih Brigadir J, Vera Simanjuntak, bernama Ramos Hutabarat, Minggu (24/7) malam.

"Ada komunikasi dengan Vera bahwa korban sedang ada dalam masalah,” kata Ramos Simanjuntak pada Selasa (26/7).

Dia pun mengatakan, selama 2 hari ini Vera telah memberikan keterangan kepada tim penyidik Bareskrim Polri terkait komunikasinya dengan Brigadir J.


Komunikasi Terakhir

Vera dan Brigadir J terakhir berkomunikasi pada pukul 16.43 WIB, Jumat (8/7). Namun, ia tidak ingin membeberkan isinya karena untuk kepentingan penyidikan.

"Mungkin nanti penyidik yang menyebutkan. Apa yang sudah dibicarakan klien kami dan Brigadir J sudah disampaikan," ujarnya.

Reporter: Hidayat

Baca juga:
VIDEO: Penampakan Bharada E saat Diperiksa Komnas HAM Soal Kasus Kematian Brigadir J
Komnas HAM Langsung Ikuti Proses Autopsi Ulang Brigadir J
Komnas HAM Temukan Bukti Brigadir J Ditembak dari Jarak Tak Terlalu Jauh
Potret Bharada E Penembak Mati Brigadir J Dipanggil Komnas HAM
Komnas HAM Punya Kunci Ungkap Kasus, Hanya Bisa Dikonfirmasi ke Ajudan Ferdy Sambo
Ini Permintaan Orang Tua Jelang Autopsi Ulang Jenazah Brigadir J

Kematian Brigadir J Jangan Ada yang Ditutupi

Jokowi Perintahkan Kasus Brigadir J Diusut Tuntas: Jangan Ditutup-tutupi

Merdeka.com 2022-07-21 16:13:30
Presiden Jokowi di Labuan Bajo. ©2022 Merdeka.com

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan kasus tewasnya Brigadir J akibat baku tembak di usut tuntas. Kepala negara ingin kasus itu dibuka terang-benderang.

"Saya kan sudah sampaikan, usut tuntas. buka apa adanya. jangan ada yang ditutup-tutupi. Transparan. Udah," katanya di Pulau Rinca, NTT, Kamis (21/7).

Menurutnya, masyarakat perlu mengetahui fakta yang sebenarnya agak tidak timbul keraguan. Jokowi tidak ingin kepercayaan publik kepada Polri luntur.

"Itu penting untuk agar masyarakat tidak ada keragu-raguan terhadap peristiwa yang ada. Ini yang harus dijaga, kepercayaan publik terhadap Polri harus dijaga," ujarnya.

Jenderal Dicopot dari Jabatannya

Dari Perwira hingga Dua Jenderal Dicopot Buntut Kasus Tewasnya Brigadir J

Merdeka.com 2022-07-21 06:36:13
Gedung Mabes Polri. ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Kasus kematian Brigadir Nopryansyah Yosua atau dipanggil dengan Brigadir J, menarik perhatian publik lantaran dugaan-dugaan yang muncul selama proses penyelidikan oleh polisi. Kapolri bahkan membentuk tim khusus untuk mengusut kasus tersebut.

Brigadir J merupakan ajudan dari Kepala Divisi Propam Irjen Ferdy Sambo. Sementara ini, kematian J diduga karena ditembak oleh rekan sesama polisi yaitu Bharada E. J, disebut ditembak di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Namun, sejumlah pihak menduga banyak kejanggalan dari penjelasan polisi. Tim Khususnya dan Komnas HAM pun bergerak untuk mencari titik terang.

Sejumlah pejabat polisi dinonaktifkan sementara. Pertimbangan polisi yaitu untuk proses penyelidikan. Mereka yang dinonaktifkan sementara oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yaitu;


1. Irjen Ferdy Sambo

Jenderal pertama yang dinonaktifkan adalah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Ferdy dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Kadiv Propam, pada Senin (18/7). Sebagai penggantinya, jabatan tersebut diisi oleh Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono

Menurutnya, penonaktifan Irjen Ferdy Sambo dari jabatannya dapat menjaga objektivitas dalam penanganan perkara adu tembak antar anggota Propam Polri yang terjadi pada Jumat, 8 Juli 2022 lalu.

"Ini tentunya juga untuk menjaga apa yang telah kita lakukan selama ini terkait komitmen untuk menjaga objektivitas, transparansi, dan akuntabel benar-benar bisa kita jaga, agar rangkaian proses yang saat ini dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan membuat terang peristiwa yang terjadi," ujarnya.


2. Brigjen Hendra Kurniawan

Jenderal kedua yang dinonaktifkan adalah Kabiro Pengamanan Internal, Brigjen Hendra Kurniawan menambah daftar polisi yang dinonaktifkan, buntut kematian Brigadir J. Pengumuman Hendra dinonaktifkan disampaikan oleh Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo.

Dedi belum merinci alasan pencopotan. Namun, desakan pencopotan muncul dari keluarga Brigadir J.

Pengacara Keluarga Almarhum Brigadir J Kamarudin Simanjuntak beralasan keduanya harus dinonaktifkan agar investigasi kasus tewasnya Brigadir J dapat berjalan dengan transparan dan independen.

"Supaya objektif perkara ini disidik dengan baik," kata kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamarudin Simanjuntak


3. Kombes Budhi Herdi Susianto

Perwira yang dinonaktifkan adalah Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto. Budhi menjadi anggota polisi ketiga yang dicopot dari jabatannya sementara waktu. Kekosongan jabatan yang dijabat oleh Budhi, akan ditunjuk langsung oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran.

"Nanti siapa pejabat sementaranya, nanti secara administrastif akan di tunjuk Kapolda Metro Jaya," ujar Dedi.

Pengacara dari pihak Brigadir J, Kamarudin Simanjuntak, meminta agar Brigjen Hendra dan Kombes Budhi dinonaktifkan sementara agar investigasi kasus tewasnya Brigadir J dapat berjalan dengan transparan dan independen.

Kapolri menegaskan, hal ini dilakukan untuk membuat terang kasus penembakan antara Bharada E dan Brigadir J. Dalam kasus ini, Brigadir J meninggal dunia.

Baca juga:
Autopsi Ulang Brigadir J, Polri Koordinasi dengan Persatuan Dokter Forensik
Polri Temukan CCTV yang Bisa Ungkap Kasus Tewasnya Brigadir J
Alasan Polri Nonaktifkan Kapolres Jaksel dan Karo Paminal
Komnas HAM: Mutasi Adik Brigadir J ke Jambi Atas Permintaan Keluarga
Temuan Komnas HAM terkait Dugaan Peretasan Handphone Keluarga Brigadir J
Kapolri Nonaktifkan Kapolres Jaksel dan Karo Paminal