Momen Susi Peragakan Putri Candrawathi

Saat ART Susi Peragakan Momen Putri Candrawathi Pingsan di Depan Kamar Mandi

Merdeka.com 2022-10-31 14:28:00
ART Susi Peragakan Putri Candrawathi Pingsan. ©2022 Merdeka.com

Susi, asisten rumah tangga Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dihadirkan sebagai saksi untuk terdakwa Bharada E. Ada 12 saksi yang dihadirkan di persidangan kasus pembunuhan Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Berulang kali hakim menegur Susi yang dianggap tidak konsisten memberikan kesaksian. Kekesalan hakim makin menjadi ketika Susi dianggap menyampaikan hal cerita tak masuk akal saat Putri Candrawathi pingsan.

Susi bercerita pada tanggal 7 Juli 2022 malam seusai magrib, saat berada di dapur samping rumah Sambo di Magelang, tiba-tiba Kuat Ma'ruf memangilnya. Kuat meminta Susi naik ke lantai dua untuk mengecek Putri Candrawathi. Meskipun saat itu, Susi tidak mendengar ada teriak Putri yang mendadakan terjadi sesuatu.

"Lalu Om Kuat suruh buru-buru naik ke lantai 2," cerita Susi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (31/10).

"Kenapa Kuat suruh ke atas, Kuat sudah lihat," tanya hakim.

"Tidak tahu," jawab Susi.

"Lalu tahu dari mana kok dia bisa perintahkan?" tanya hakim.

"Saya tidak tahu," katanya lagi.

"Dia langsung perintahkan naik ke atas?" cecar hakim.

"Cuma bilang Bi Susi cek ke atas, saya langsung buru-buru naik ke atas, nemui ibu," cerita Susi.

Sesampainya di lantai dua, Susi menemukan Putri yang katanya dalam keadaan tergeletak di depan kamar mandi. Disebutkan Susi, kondisi Putri tidak berdaya bahkan kaki dan tangannya dingin.

"Kok bisa bilang dingin, emang megangin?" tanya hakim.

"Pegang sambil peluk ibu, saya dalam keadaan panik, dan nangis," kata Susi.

Setelah itu, Susi berteriak minta tolong. Teriakannya saat itu membuat Putri setengah sadar dan meminta agar jangan Yosua yang dipanggil.

"Lalu saya panggil Om Kuat, Om Kuat lalu Om Kuat naik ke atas. Bi kenapa ibu kayak gini? Saya bilang gak tahu, saya naik ke sini udah begini," kata Susi.

Kemudian, Susi melanjutkan kesaksiannya dengan menyebut Brigadir J sempat akan naik juga ke lantai dua tetapi dihalau Kuat Ma'ruf. Dia bahkan mengaku mendengar perdebatan Ma'ruf dan Yosua. Kata Susi, dirinya sempat mendengar samar-samar Yoshua berkata tidak melakukan apa-apa pada Putri dan ingin mengatakan kejadian yang sebenarnya.

"Lalu saya bilang udah om jangan ribut, tolong ibu dulu," kata Susi.

Rupanya pernyataan Susi membuat hakim merasakan keanehan. Hakim kemudian bertanya pada Susi.

"Masuk akal enggak cerita Anda? Tahu dari mana berantem? Inilah settingan kau anggap kami bodoh," kata Hakim.

"Kan lucu gak masuk akal, orang tergeletak kok malah cerita soal berantem," sambung hakim.

Lantas hakim menanyakan bagaimana posisi PC tergeletak. Susi menjawab PC tergeletak dalam posisi duduk.

"Saudari PC bagaimana tergeletaknya," tanya dengan geram hakim.

Hakim kemudian meminta Susi untuk mempraktekan bagaimana posisi Putri tegeletak. Susi kemudian beranjak dari tempat duduknya dan memperagakan posisi Putri saat tergeletak.

Dia memperagakan saat Putri pingsan di depan meja jaksa. Dia kemudian memperagakan pula posisi saat datang dan memeluk tubuh Putri. Setelah itu hakim mempersilakan Susi untuk kembali duduk.

Hakim: Bohong, Saudara Sudah Disumpah!

Susi Jawab Putri Candrawathi yang Lahirkan Anak Bungsu Ferdy Sambo, Hakim: Bohong!

Merdeka.com 2022-10-31 14:11:53
ART Ferdy Sambo, Susi jadi saksi di sidang. ©2022 Merdeka.com

Majelis Hakim mengajukan pertanyaan terhadap saksi yang merupakan ART Susi soal anak keempat yang dimiliki oleh Putri Candrawathi. Susi menjadi saksi pertama yang diminta keterangan dalam sidang pembunuhan brigadir J dengan terdakwa Bharada E.

Awalnya majelis hakim menanyakan soal berapa jumlah anak yang dimiliki oleh Saudari Putri Chandrawathi. Serta siapa yang melahirkan soal anak keempat PC.

"Pertama Trisa Sambo, kedua Tribrata Sambo, ketiga Datya Sambo, keempat Arka," jawab ART Susi ketika ditanya oleh Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santosa di persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (31/10).

"Umur Arka Berapa," tanya majelis Hakim

"1,5 tahun," jawab Susi

Lantas, hakim menanyakan Susi sejak kapan menjadi ART keluarga Ferdy Sambo di rumah Saguling.

"Sejak kapan bergabung ke rumah Saguling," tanya Hakim.

"Sejak bulan juli," lanjut tanya.

"Dulu lahir di Bangka," jawab Susi yang mulai ragu.

"Siapa yang melahirkan Arka, siapa sosok ibu yang melahirkan," tanya hakim yang mulai geram.

Saat dilempar pertanyaan tersebut, Susi sempat terdiam lama. Dan baru membuka mulut setelah ditegur Hakim.

"Kok diam? saya tanya siapa yang melahirkan Arka? tanya hakim dengan nada tinggi.

Kemudian dijawab pelan oleh Susi. "Ibu Putri Candrawathi," jawab ART Susi

Majelis Hakim pun kembali menegaskan bahwa keterangan para saksi sebelumnya sudah disumpah. Bahkan hakim menilai keterangan dari Susi berbeda dengan BAP yang ada.

"Saudara bohong, saudara sudah disumpah lho. Saudara jangan bohong," tegas hakim

Hakim kembali menegaskan pertanyaan siapa sosok yang yang melahirkan Azka, tapi Susi diam cukup lama usai hakim kembali menegaskan.

"Banyak bohong dia di sini, kok diem," tutur Hakim.

"ibu putri," kembali jawab Susi.

Susi mengatakan anak keempat Putri itu lahir 23 Maret 2021. Namun Putri tidak tahu di mana Putri melahirkan.

"Siapa pengasuhnya?" tanya hakim.

"Sekarang belum ada pengasuh," kata Susi.

"Waktu Juli kemarin siapa pengasuhnya? Siapa namanya?" tanya majelis hakim lagi.

"Alif," jawab Susi singkat.

"Saudara nampak bohong, dari tadi saya tanya siapa aja yang tinggal di situ, nggak disebut nama Alif baru sekarang," kata hakim.

Susi mengatakan pengasuh yang bernama Alif itu sudah keluar saat ini. Susi tidak tahu kapan persis Alif keluar bekerja.

Hakim Marahi Susi: Ini Cerita Settingan

Hakim Nilai Kesaksian Susi ART Ferdy Sambo dalam Sidang Bharada E Settingan

Merdeka.com 2022-10-31 11:39:15
Susi ART Ferdy Sambo. ©2022 Merdeka.com

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) meninggikan suaranya lantaran menganggap Asisten Rumah Tangga (ART) atas nama Susi dari terdakwa Ferdy Sambo telah berbohong terkait kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir H.

Susi kini memberikan kesaksian dalam sidang kasus pembunuhan Brigadir J dengan terdakwa Bharada E alias Richard Eliezer.

"Ini lah kalau ceritanya settingan ya seperti ini. Anggap kami ini bodoh," tutur Hakim di PN Jaksel, Senin (31/10).

Awalnya, Majelis Hakim mencecar bagaimana keadaan terdakwa Putri Candrawathi saat disebut jatuh di kamar mandi lantai 2, pada malam hari tanggal 7 Juli 2022. Namun, Susi malah bercerita pertengkaran antara terdakwa Kuat Ma'ruf dan korban Brigadir J.

"Orang lagi tergeletak kok malah cerita orang berantem," jelas dia.

'Saudara Sepertinya Main-Main'

Ini Keterangan Susi ART Ferdy Sambo, Bikin Hakim Marah dan Tuding Bohong

Merdeka.com 2022-10-31 14:15:14
ART Ferdy Sambo, Susi. ©2022 Merdeka.com

Susi, Asisten Rumah Tangga (ART) bersaksi di sidang pembunuhan Brigadir J, atas terdakwa Ferdy Sambo, Senin (31/10). Keterangan Susi dianggap hakim sebagai settingan (rancangan). Karena berbelit dan banyak mengubah keterangan.

"Inilah kalau ceritanya settingan ya seperti ini. Anggap kami ini bodoh," kata Hakim di PN Jaksel, Senin (31/10).

Awalnya, Majelis Hakim mencecar bagaimana keadaan Putri Candrawathi saat disebut jatuh di kamar mandi lantai 2, pada malam hari tanggal 7 Juli 2022. Namun, Susi malah bercerita pertengkaran antara terdakwa Kuat Ma'ruf dan korban Brigadir J.

"Orang lagi tergeletak kok malah cerita orang berantem," jelas hakim.

Susi mengaku tidak tahu bagaimana Putri Candrawathi jatuh di kamar mandi. Meski tidak ada teriakan. Dia bergegas ke atas lantaran diperintah terdakwa Kuat Ma'ruf untuk mengecek Putri Candrawathi.

"Saya teriak minta tolong sama omnya, om tolong om," kata Susi.

Menurut Susi, tidak ada keributan antara terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat berada di Rumah Magelang. "Tidak ada (keributan) yang mulia," tutur Susi.

Majelis Hakim bertanya ada tidaknya keributan antara Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Menurut Susi, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi merayakan Hari Jadi Perkawinannya di Rumah Magelang dengan potong kue dan nasi tumpeng.

"Tanggal 6 Juli hari jadi, tanggal 7 Juli (Ferdy Sambo) pulang bersama Daden. Tidak tahu naik mobil apa pesawat," jelas Susi.


Jatuh Depan Kamar Mandi

Kemudian pada 7 Juli 2022, Putri Candrawathi disebut terjatuh di kamar mandi pada malam hari. Setelahnya, Majelis Hakim tampak jengkel lantaran keterangan Susi berubah-ubah dan bahkan dinilai berbohong.

Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santosa, awalnya bertanya soal kondisi Putri Candrawathi saat sakit di Magelang. Susi menjelaskan bahwa ia melihat istri Ferdy Sambo itu tergeletak di depan pintu kamar mandi di lantai dua rumah Magelang.

"Saudara Putri jatuh?" tanya hakim.

"Saya pas naik ke atas ibu udah tergeletak di kamar mandi," jawab Susi.

"Yang perintah saudara siapa?" cecar hakim.

"Om Kuat," ujar Susi.

"Kenapa saudara Kuat nyuruh saudara?" tanya hakim lagi dengan nada yang meninggi.

"Saya tidak tahu," ujar Susi.

Susi lantas menjelaskan, dirinya dipanggil oleh Kuat Ma'ruf untuk memeriksa kondisi Putri Candrawathi di lantai 2 rumah Magelang.

"Saya disuruh om Kuat, 'bi cek ibu ke atas'," ujar Susi.

"Saya lihat ibu tergeletak dengan tidak berdaya, badan dingin," katanya lagi.

Susi selalu bergerak sesuai dengan perintah terdakwa Kuat Ma’ruf. Seperti saat diminta untuk melihat kondisi Putri Candrawathi yang jatuh di kamar mandi. Hingga tidak menemani Putri Candrawathi bertemu para terdakwa termasuk Brigadir J.

"Ini saudara sepertinya main-main," kata Majelis Hakim kesal.

Majelis Hakim mengingatkan Susi agar tidak berbohong lantaran ada ancaman di balik sikapnya itu.

"Kalau saudara terus berbohong seperti ini seharusnya saudara duduk di sini sebagai tersangka. Ancamannya 7 tahun nggak main-main. Kami semua menggali kebenaran materil dalam peristiwa ini. Ini saudara sepertinya main-main," kesal Hakim.


Ubah Keterangan

Dalam persidangan tersebut, Susi mengubah keterangannya terkait Brigadir J yang menggendong Putri Candrawathi.

Awalnya, Majelis Hakim jengkel dengan keterangan Susi yang berubah-ubah dan dinilai berbohong. Bahkan hakim pun meminta agar Susi dihadirkan terus dalam persidangan.

Hakim kemudian mengulas kembali peristiwa pada tanggal 4 Juli 2022. Saat itu, ada momen Putri Candrawathi yang disebut diangkat atau digendong oleh korban Brigadir J.

"Sudah sempat diangkat Yosua atau belum?" tanya hakim.

"Sempat mau ngangkat, terus Om Kuat bilang 'nggak ada yang ngangkat-ngangkat Ibu, ini Ibu," jawab Susi.

"Ada ajudan PC yang perempuan?" tanya hakim.

"Nggak ada," jawabnya.

"Laki-laki semua?," timpal hakim.

"Laki-laki semua," jawab Susi.

Hakim bertanya siapa yang melakukan pemeriksaan terhadap Susi selama membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Sebab, pernyataan Susi mendadak berbeda dibanding sebelumnya.

"Perasaan takut kamu ini yang saya gali. Siapa yang periksa kamu di polisi?" tanya Hakim.

"Saya lupa," jawabnya.

"Di sana lancar memberikan keterangan?" tanya Hakim lagi.

"Siap Pak," jawabnya.

"Tapi kenapa di sini nggak lancar?" tanya Hakim.

"Habis itu Om Yosua keluar minta tolong Richard mau angkat ibu," kata Susi.

"Siapa yang angkat jadi?" tukas Hakim.

"Belum sempat ngangkat," jawabnya.

Majelis Hakim pun jengkel lantaran Susi tidak mengetahui alasan Putri Candrawathi perlu untuk diangkat dari sofa. Sementara jika permasalahan medis, tidak ada pula dokter yang dipanggil.

"Om Richard , 'Bang jangan dipaksa (angkat) itu Ibu," kata Susi.

"Kenapa Ibu, itu sakit apa bagaimana?" tanya Hakim.

"Saya nggak tahu Pak," jawabnya.

"Terus jadi diangkat nggak?" tanya Hakim lagi.

"Tidak Pak," jawabnya.

"Terus gimana?" katanya Hakim.

"Ya Ibu masih di sofa, Om Kuat panggil saya di dapur, Susi bantu ibu papah ke atas," ujar Susi.

Hakim pun kembali mempertanyakan kenapa Susi malah menyebutkan dalam BAP bahwa Brigadir J sempat mengangkat Putri Candrawathi.

Sementara keterangan saat ini nyatanya Susi yang memapah Putri Candrawathi dengan diawasi dari belakang oleh Kuat Ma’ruf.

"Tapi di BAP penyidik keterangannnya diangkat. Yang benar yang ini? Kenapa kamu ubah?" tanya Hakim.

"Seingat saya Om Yosua itu nggak angkat," jawab Susi.

"Kenapa kamu ubah? Alasannya apa biar bisa kami catat?" tukas Hakim.

"Karena saya pertama gugup atas apa yang terjadi, saya dipanggil-panggil ke polisi," jawabnya.

"Jadi nggak benar Yoshua mengangkat? Tapi coba-coba mengangkat tapi dilarang Kuat? " tanya Hakim.

"Siap," sahut Susi.


Ragu Jawab Anak

Hakim mengajukan pertanyaan kepada Susi soal anak keempat yang dimiliki oleh Putri Candrawathi.

Ketika majelis hakim menanyakan soal berapa jumlah anak yang dimiliki oleh Saudari Putri Chandrawathi. Susi menjelaskan PC memiliki empat anak termasuk yang paling kecil.

"Pertama Trisa Sambo, kedua Tribrata Sambo, ketiga Datya sambo, keempat Arka," jawab Susi.

"Umur Arka berapa?” tanya majelis Hakim.

"1,5 tahun," jawab Susi.

"Sejak kapan bergabung ke rumah Saguling," tanya Hakim.

"Sejak bulan Juli," lanjutnya.

"Dulu lahir di Bangka," jawab Susi yang mulai ragu.

"Siapa yang melahirkan Arka, siapa sosok ibu yang melahirkan," tanya hakim yang mulai geram.

"Ibu putri candrawathi," jawab ART Susi.

Majelis Hakim pun kembali menegaskan, keterangan para saksi sebelumnya sudah disumpah. Bahkan hakim menilai keterangan dari Susi berbeda dengan BAP yang ada.

"Saudara bohong, saudara sudah disumpah lho. Saudara jangan bohong," tegas hakim.

Hakim kembali menegaskan, pertanyaan siapa sosok yang yang melahirkan Azka, tapi Susi diam cukup lama usai hakim kembali menegaskan.

"Banyak bohong dia di sini, kok diam," tutur Hakim.

"ibu putri," kembali jawab Susi.

Susi menjelaskan, Arka lahir pada bulan Maret 2021 tanggal 23. Sebelumnya Arka sempat dirawat oleh seorang perawat bayi bernama Alif. Namun sosok Alif sudah tidak menjaga lagi.

Hakim mendalami kejadian di Magelang pada 4 Juli 2022. Hakim meminta Susi berbicara apa adanya sesuai dengan yang dilihat, dan didengar.

Baca juga:
Susi Jawab Putri Candrawathi yang Lahirkan Anak Bungsu Ferdy Sambo, Hakim: Bohong!
Baju Susi ART Ferdy Sambo dan Bharada E Sama, Jaksa: Siapa yang Berikan?
Hakim Minta Susi ART Ferdy Sambo Selalu Dihadirkan di Persidangan
Ubah Keterangan, ART Susi Sebut Brigadir J Tidak Gendong Putri Candrawathi
ART Ferdy Sambo Temukan Putri Tergeletak di Kamar: Disuruh Cek sama Kuat Maruf
Ekspresi Bharada E Bertatap Muka dengan ART, Sopir hingga Ajudan Ferdy Sambo
ART Susi Sebut Tidak Ada Keributan Antara Sambo dan Putri di Magelang

'Hanya Tuhan yang Berhak Atas Nyawa Kami'

Di Hadapan Sambo & Putri, Ibunda Brigadir J: Hanya Tuhan yang Berhak Atas Nyawa Kami

Merdeka.com 2022-11-01 12:28:38
Orangtua Brigadir J Bersaksi di Sidang Sambo dan Putri. ©2022 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Untuk pertama kalinya, keluarga Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J bertemu dengan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di persidangan. Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak, kedua orangtua Brigadir J yang pertama kali memberikan kesaksian.

Rosti tidak bisa menahan kesedihannya saat menceritakan sosok Brigadir J semasa hidup. Dia meluapkan kecewanya atas kematian Brigadir J.

"Hancur hati kami Bu, mendengar anakku, di dalam keadaan sehat, mata terbuka, dengan keadaan sujud, anakku dirampas nyawanya, selaku ciptaan Tuhan yang setahu kami memiliki iman berjaya. Hanya tuhan yang berhak pada nyawa anak, tapi ini atasannya sendiri, komandannya sendiri, tidak bisa melindungi dan teganya menghabisi nyawa anakku dengan sadis," tutur Rosti di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Selasa (1/11).

Rosti tidak menyangka, Brigadir J yang selalu didoakannya agar selalu selamat dalam setiap tugasnya malah tewas di tangan Ferdy Sambo. Di mata Rosti, putranya itu sangat dekat dengannya dan menghormati perempuan.

"Karena kami orang batak ada prinsip, di mana merantau kau nak, harus siapa yang kau temui, siapa pengganti orang tuamu di sana, anakku menuruti semua ajaran, nasihat, dan saran dari ibunya," jelas dia.

"Jadi Bapak Hakim Yang Mulia, di sini saya sebagai ibu kandung, itulah yang saya bisa saya ceritakan, bagaimana perilaku dan etika anakku dalam mata keluarga maupun atasannya. Karena setiap hari saya usahakan, berkomunikasi dengan anak ini agar tetap berbuat yang terbaik, jangan sempat kamu tidak dipercaya oleh atasanmu," ujar Rosti.

"Anakku mengatakan, 'siap mamak, baik mamak. Yang penting sehat aman mamak, saya aman mamak bekerja di sini. Saya baik-baik bekerja di sini mamakku'. Tapi di luar dugaan, anakku yang berperilaku yang baik itu harus berakhir di tangan komanandannya FS, atasannya yang dihormatinya itu, sedih Bapak. Itulah yang bisa saya katakan tentang perilaku anakku," sambungnya.

Reporter: Nanda Perdana Putra

Sumber: Liputan6.com

'Segeralah Bertobat Pak Sambo'

Ibunda Brigadir J pada Ferdy Sambo: Hancur Hatiku Pak, Segeralah Sadar dan Bertobat

Merdeka.com 2022-11-01 13:16:59
Orangtua Brigadir J Bersaksi di Sidang Sambo dan Putri. ©2022 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Ibunda Brigadir J alias Joshua Hutabarat, Rosti Simanjuntak meminta Ferdy Sambo untuk segera bertobat. Pernyataan itu disampaikan Rosti memberikan keterangan sebagai saksi di hadapan hakim, Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi.

Awalnya Rosti menyinggung pernyataan Ferdy Sambo di hadapan media. Saat itu, Ferdy Sambo menyebut dirinya ciptaan Tuhan. Rosti tak bisa menahan emosinya ketika menceritakan perasaannya yang hancur akibat perbuatan Sambo pada anaknya, Brigadir J.

"Bapak Ferdi Sambo, hancur hatiku bapak," kata Rosti di PN Jakarta Selatan, Selasa (1/11)

Rosti menuturkan hancur harapannya setelah Brigadir J meninggal di tangan atasannya. Sebagai seorang ibu yang bersusah payah membesarkan anaknya.

"Bapak Ferdi Sambo segeralah sadarlah, bertobatlah. Perbuatan apapun apapun keberadaan kalian, Tuhan segalanya," kata Rosti sambil terisak.

Rosti menuturkan, Brigadir J tidak pernah sekalipun mengeluh beratnya tugas yang dijalankan.

"Anakku, anak kebanggaan buat kami. Yang sudah bapak hancurkan harapan anakku," ucap Rosti.

'Begitu Sadis Nyawa Anak Saya Diambil Paksa'

Curhat Ayah Brigadir J ke Ferdy Sambo: Begitu Sadis Nyawa Anak Saya Diambil Paksa

Merdeka.com 2022-11-01 15:06:42
Sidang Lanjutan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. ©2022 Liputan6.com/Faizal Fanani

Ayah Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat, Samuel Hutabarat ingin menyampaikan curahan hatinya kepada Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi secara langsung. Pesan tersebut disampaikan di dalam persidangan yang disaksikan langsung oleh Majelis Hakim.

Sebelum Samuel ini ingin menyampaikan kata - katanya, dirinya meminta izin kepada Yang Mulia Hakim agar masker kedua terdakwa untuk dilepas terdahulu.

"Silakan saudara terdakwa," kata Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santosa, di sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (1/11).

Merespons dari perintah hakim, Sambo dan PC pun langsung membuka maskernya dan mendengarkan curahan hati Samuel.

Ayah Yoshua itu berujar bahwa sosok Sambo adalah ayah dari anak - anaknya hal serupa juga dengan dirinya. Kendati itu dirinya meminta Sambo untuk membayangkan untuk bertukar posisi.

"Pak Ferdy Sambo jadi saya, saya jadi pak Ferdy Sambo," kata dia

"Dengan begitu sadis, nyawa anak saya atau nyawa anak dia saya ambil secara paksa di rumahnya sendiri bagaimana perasaannya," tandasnya.

Peluk Sambo untuk Putri Candrawathi di Ruang Sidang

Ferdy Sambo Peluk dan Cium Kening Putri Candrawathi di Ruang Sidang

Merdeka.com 2022-11-01 12:14:43
Sidang Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. ©2022 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho
Terdakwa Ferdy Sambo memeluk Putri Candrawathi saat bertemu dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Brigadir Novriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (1/11/2022).
Terdakwa Ferdy Sambo saat hadir dalam sidang lanjutan. Agenda persidangan hari ini, Selasa (1/11/2022) adalah mendengarkan keterangan 12 saksi. Adapun saksi yang dihadirkan adalah keluarga Brigadir J.
Tampak Sambo yang sudah memasuki ruangan sidang sejak pukul 09.58 WIB menyapa para hadirin.
Terdakwa Ferdy Sambo saat menghadap majelis hakim sebelum dipersilakan duduk.
Ferdy Sambo saat dipersilakan duduk oleh majelis hakim di samping kuasa hukumnya.
Berkas perkara terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi yang ditampilkan dalam sidang.
Dalam sidang tersebut Sambo dan Putri tampak kompak mengenakan pakaian hitam.
Mereka tidak duduk bersamaan. Keduanya duduk di antara kuasa hukum masing-masing.
Terdakwa Ferdy Sambo saat akan memeluk Putri Candrawathi saat bertemu dalam sidang lanjutan.
Pelukan Sambo dan Putri tampak erat saat mereka dipertemukan dalam satu ruangan sidang.
Ekspresi Putri Candrawathi saat dihadirkan dalam sidang lanjutan tersebut.
Sesekali dia memejamkan mata saat mendengarkan keterangan para saksi di sidang lanjutan.
Ekspresi Putri dengan tatapan matanya yang mengarah ke sejumlah saksi yang dihadirkan dalam sidang.
Terdakwa Putri Candrawathi tampak sedang berdiskusi dengan penasehat hukumnya dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Brigadir Novriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (1/11/2022).

Ferdy Sambo: Saya Bela Walau Jabatan Taruhannya

Sambo Rangkul Bharada E usai Tembak Brigadir J: Saya Bela Walau Jabatan Taruhannya

Merdeka.com 2022-10-31 21:04:26
Sidang Perdana Ferdy Sambo. ©2022 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Ferdy Sambo disebut memberi jaminan kepada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E usai menembak mati Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat. Jaminan Ferdy Sambo kepada Bharada E itu diungkapkan salah satu ajudan mantan Kadiv Propam Polri tersebut bernama Daden Miftahul Haq.

Daden mengaku melihat Brigadir J tergeletak dengan kondisi tak bernyawa. Berjarak dua meter dari jenazah Brigadir J menurut Daden terlihat Ricky Rizal Wibowo, Adzan Romer dan Bharada E.

"Terus saya di belakangnya Richard atau Bharada E," ujar Daden saat bersaksi dalam sidang lanjutan pembunuhan berencana Brigadir J dengan terdakwa Bharada E digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (31/10).

Daden mengatakan bahwa Putri Candrawati saat itu berada di dalam kamar. Namun, Adzan Romer tak mengetahui secara persis.

"Siap kedengaran kalau ada di dalam," ujar dia.

Setelah itu Daden mengungkapkan, Ferdy Sambo menjemput Putri Candrawathi dari dalam kamar. Saat itu, dia tak tahu-menahu apakah Putri Candrawathi menengok ke arah jenazah Brigadir J.

"Siap tidak tahu yang mulia, mereka di belakang saya," kata Daden.

Tangis Putri Candrawati: Saya Rasakan Duka Ibu

Suara Putri Candrawathi Bergetar Minta Maaf: Saya Bisa Merasakan Duka Seorang Ibu

Merdeka.com 2022-11-01 14:13:20
Sidang Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. ©2022 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo, bertemu secara langsung dengan Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak, orangtua Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Sambo dan Putri mendengarkan kesaksian orangtua Brigadir J.

Setelahnya, hakim memberikan kesempatan pada Sambo dan Putri bila ada yang ingin disampaikan pada orangtua Brigadir J. Putri kemudian menyampaikan rasa duka citanya atas kematian Brigadir J.

"Mohon izin yang mulia, izinkan saya atas nama keluarga mengatakan turut berduka terhadap ibu dan ayah Samuel Hutabarat beserta keluarga atas berpulangnya ananda Brigadir Yosua dan semoga almarhum diberikan tempat yang terbaik oleh Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Putri dari kursi tempat dia duduk, Selasa (1/11).

Putri kemudian mengatakan, sebagai manusia tidak bisa mengetahui seperti apa perjalanan hidup seseorang. Karena semua yang terjadi atas kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.

"Ibu dan bapak Samuel Hutabarat dan keluarga, kita sebagai manusia hanya bisa mengembalikan setiap jalan kehidupan kita ini dan adalah kehendak dari Tuhan Yang Maha Kuasa," katanya.

Dia berdalih, bersama suami Ferdy Sambo tak pernah sama sekali berkeinginan peristiwa kematian terhadap Brigadir J terjadi. Apalagi, katanya, peristiwa ini sungguh membawa luka mendalam bagi dirinya dan keluarga.

"Saya dan bapak Ferdy Sambo tidak sedetik pun menginginkan kejadian seperti ini terjadi di dalam kehidupan keluarga kami. Yang membawa luka, di dalam hati saya dan keluarga," kata Putri dengan suara bergetar.

Sebagai ibu, dia memahami apa yang dirasakan Rosti dan Samuel sebagai orangtua yang kehilangan anaknya. Itu sebabnya, dari hari terdalam, Putri memohon maaf atas tewasnya Brigadir Yosua.

"Saya juga sebagai seorang ibu, bisa merasakan duka yang dialami ibu sebagai ibunda dari Yosua. Yang mengalami kehilangan seorang anak. Dari hati yang paling dalam saya mohon maaf untuk ibunda Yosua beserta keluarga atas peristiwa ini," katanya.

Sebagai bentuk tanggung jawab, Putri mengaku akan mengikuti proses hukum yang sedang berjalan. Harapannya, persidangan ini akan mengungkap cerita di balik kematian Yosua.

"Saya siap menjalankan sidang ini dengan ikhlas, dengan ketulusan hati saya. Agar seluruh peristiwa yang terjadi dapat terungkap," kata Putri mengakhiri.

'Saya Terkejut Disebut Penembak Ketiga'

Saat Putri Candrawathi Bantah jadi Penembak Ketiga Brigadir J

Merdeka.com 2022-11-02 09:31:54
Putri Candrawathi Pakai Masker. Youtube Liputan6 ©2022 Merdeka.com

Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi mengaku terkejut disebut-sebut ikut menembak Brigadir J. Ia dikatakan sebagai penembak ketiga, setelah Bharada Eliezer dan Ferdy Sambo.

Hal itu ia ungkapkan dalam bantahannya di persidangan pembunuhan Brigadir J dengan agenda pemeriksaan saksi.

"Untuk bapak kamaruddin, mohon maaf pak saya terkejut ketika bapak menyampaikan kalau sy adalah penembak ketiga," kata Putri di PN Jakarta Selatan, Selasa (1/11).

Ia kukuh berada di dalam kamar saat Brigadir J dieksekusi.

"Karena saat itu saya di kamar sedang beristirahat. Terima kasih," sambungnya.

Tudingan itu dilontarkan Kamaruddin Simanjuntak, pengacara keluarga Brigadir J. Pada persidangan sebelumnya, Kamaruddin meyakini Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo ikut menembak Brigadir J.

"Awalnya dibilang yang menembak saudara Richard Eliezer, tetapi kemudian kami temukan fakta baru bahwa yang menembak adalah Ferdy Sambo dan Richard Eliezer atau Bharada E bersama Putri Candrawathi," bebernya.

Menurut hasil investigasi itulah, Kamaruddin klaim mendapatkan fakta bawha senjata yang digunakan Putri Candrawathi diduga buatan Jerman.