Anak Anggap Ibunya Masih hidup

Kasus Mayat di Kalideres: Yakin Ibu Masih Hidup, Anaknya Menangis Saat Bertemu Saksi

Merdeka.com 2022-11-21 21:43:20
Olah TKP satu Keluarga meninggal di Kalideres. ©2022 Liputan6.com/Johan Tallo

Rumah tempat ditemukannya mayat sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat, sempat didatangi pegawai koperasi simpan pinjam. Kedatangannya dalam rangka survei karena sertifikat rumah tersebut hendak digadaikan pada tempatnya bekerja.

Saksi mendatangi rumah korban pada Mei 2022 lalu. Sesampainya di rumah itu, saksi sempat curiga dengan bau menyengat. Oleh korban Budiyanto menyebut bau tersebut berasal dari got.

Saksi tidak terlalu banyak bertanya lagi. Dia kemudian ingin bertemu dengan korban Margareth yang namanya tertulis dalam sertifikat rumah. Saat bertemu Margareth, ada korban Dian. Dian adalah anak dari Margareth.

Dian meminta saksi tidak menghidupkan lampu di kamar yang ditiduri Margareth karena ibunya tidak bisa melihat cahaya. Merasa janggal, tanpa sepengetahuan Dian, korban menyalakan lampu ponselnya dan mengarahkan pada Margareth yang ternyata sudah menjadi mayat. Saksi berteriak Allahu Akbar kemudian bergegas keluar rumah.

Tetapi, sembari menangis Dian coba meyakinkan saksi pada saksi bahwa ibunya masih hidup. Dia pun sering memberikan susu dan menyisir rambutnya.

"Oh ibu saya belum meninggal ini disisir rambutnya rontok, setiap hari minum susu' tapi keluar sambil nangis. Foto fotonya ada, posisi dia sambil nangis," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi, dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (21/11). Hengki menceritakan kembali pengakuan saksi perihal kejadian Mei 2022 silam.

Keanehan sikap korban Dian saat ini sedang didalami kepolisian bersama dokter dan psikolog forensik.

"Kita susuri semua latar belakang, kejiwaan dan lain sebagainya termasuk dalam meneliti keuangan. Ini dari siapa mereka selalu menjual," jelas dia.

Sejauh ini, sebanyak 32 saksi sudah diperiksa. Mulai dari ketua RT, sekuriti, hingga tetangga. Termasuk menelusuri aktivitas keluarga itu semasa hidup.

"Apakah yan bersangkutan ini berobat dengan BPJS, biasa digunakan atau tidak, kemudian belanja ke mana, juga cek CCTV," katanya.

Hengki menyebut kasus ini penuh teka teki. Tetapi Dia optimis akan menemukan titik terang.

"Kami tinggal cari keidentikan metode penyelidikan satu sama lain yang mengarah pada kesimpulan," tegasnya.

Perilaku Aneh Sang Anak

Kasus Kalideres: Ibu Sudah Jadi Mayat, Anaknya Anggap Tidur dan Selalu Diberi Susu

Merdeka.com 2022-11-21 20:10:05
Olah TKP satu Keluarga meninggal di Kalideres. ©2022 Liputan6.com/Johan Tallo

Sedikit demi sedikit, rangkaian cerita sebelum sekeluarga ditemukan tewas di rumah Kalideres, Jakarta Barat terkuak. Banyak cerita aneh dan janggal didapat penyidik.

Salah satunya cerita pada Mei 2022 silam. Saat itu, seorang pegawai koperasi simpan pinjam datang ke rumah tempat lokasi. Pegawai itu kaget melihat Margareth sudah menjadi mayat.

Tetapi saat itu, Dian yang ada di rumah coba meyakinan dan mengatakan Margaretha masih hidup. Bahkan pada pegawai koperasi itu, Dian mengatakan masih sering memberi ibunya susu dan menyisir rambutnya.

"Saat pegawai koperasi simpan pinjam ini menyatakan bahwa ini sudah menjadi mayat, jawaban daripada Dian 'ibu saya ini masih hidup, tiap hari masih saya berikan minum susu, kemudian sambil menyisir karena rambutnya rontok semua,' Ini petunjuk pertama," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi, dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (21/11).

Cerita Pegawai Koperasi Lihat Mayat

Kasus Kalideres: Ibu Tewas Sejak Mei Tapi Dianggap Tidur, Saksi Teriak Allahu Akbar

Merdeka.com 2022-11-21 19:51:41
Olah TKP satu Keluarga meninggal di Kalideres. ©2022 Liputan6.com/Johan Tallo

Tabir kematian sekeluarga di sebuah rumah di Kalideres mulai menemui titik terang. Polisi berhasil mengungkap kronologi kematian keempat korban yang tinggal satu atap tersebut.

Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengky Haryadi mengatakan, pihaknya melibatkan banyak pihak dalam perkembangan kasus ini. Meskipun dia menegaskan, kasus ini masih terus diselidiki, belum sampai pada tahap kesimpulan.

"Dimana dari proses digital forensik kami temukan fakta bahwa para penghuni rumah keluarga ini jarang berkomunikasi dari pihak luar, sangat jarang," kata Hengky di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/11).

Hengky mengatakan, dari hasil penyelidikan, ditemukan beberapa pihak yang dihubungi oleh korban sebelum meninggal dunia. Kemudian ditindaklanjuti dengan penyelidikan konvensional, penyelidikan deduktif, keterangan saksi.

"Kami menemukan beberapa petunjuk penting terkait dengan proses ini," ujar Hengky.

Dua Jenazah Sudah Terjadi Mumifikasi

Kasus Sekeluarga Tewas di Kalideres, Polisi Sebut 2 Jasad Sudah Alami Mumifikasi

Merdeka.com 2022-11-21 22:25:39
Olah TKP satu Keluarga meninggal di Kalideres. ©2022 Liputan6.com/Johan Tallo

Dua dari empat jasad sekeluarga yang ditemukan tewas di Perumahan Citra Garden Extension 1, Kalideres, Jakarta Barat, telah mengalami mumifikasi. Itu sebabnya, dokter forensik sedang bekerja keras mencari petunjuk-petunjuk untuk mengungkap sebab kematian.

"Terkait dengan kondisi dari pada jenazah, dua sudah terjadi mumifikasi. Dokter sedang bekerja keras saat ini untuk mencari petunjuk sebab kematian," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi, dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (21/11).

Mumifikasi adalah metode pembalseman untuk mengawetkan jasad melalui proses tertentu yang bertujuan mengeringkan segala bentuk cairan yang ada di dalam tubuh manusia.

Menurutnya, dua jenazah yang mengalami proses mumifikasi adalah Reni Margareth (68) yang diduga telah meninggal dunia sejak Mei 2022 dan Rudyanto Gunawan (71) suami dari Margareth.

"Mengenai mayat Bu Reni dan sebagainya. Tapi ingat masih ada satu jenazah lagi yakni Rudyanto yang ada di kamar. Nah ini sedang kami teliti oleh forensik yang sudah meninggal dan terjadi mumifikasi. Nanti yang jawab tim ahli," jelasnya.

Sebelumnya, Hengki menyebut kepolisian bersama tim forensik terus mengumpulkan berbagai informasi untuk merangkai puzzle dan mendapatkan kesimpulan penyebab kematian sekeluarga di Kalideres.

Bagi kepolisian, kasus ini cukup rumit dan penuh teka teki yang diharapkan akan bisa segera terungkap.

Fakta Kematian yang Bikin Merinding

Temuan Baru Mayat Sekeluarga di Kalideres, Merinding Bikin Bulu Kuduk Berdiri

Merdeka.com 2022-11-22 07:47:18
Polisi kembali olah TKP di Kalideres. ©2022 Merdeka.com

Keping demi keping fakta kasus penemuan mayat sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat dikumpulkan polisi. Teranyar, fakta menyebut Margareth (68) satu dari mayat sekeluarga di Kalideres, sudah meninggal sejak bulan Mei 2022 lalu.

Yang bikin merinding, mayat Margareth tak langsung dikebumikan. Mayatnya tetap disemayamkan di dalam kamar rumah Kalideres, sementara anggota keluarga lain menganggap ia sedang tidur.

Saking belum terima kenyataan, Dian Febbyana, anak Margareth selalu menyisiri rambut ibunya dan memberi susu tiap hari.

Hingga akhirnya Dian Febbyana juga ditemukan tewas di kediamannya, Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat, beberapa hari lalu.

"Oh ibu saya belum meninggal ini disisir rambutnya rontok, setiap hari minum susu' tapi keluar sambil nangis. Foto fotonya ada, posisi dia sambil nangis," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi menirukan ucapan Dian kepada salah satu saksi saat jumpa pers di kantornya, Senin (21/11).

Diketahui, mayat sekeluarga di Kalideres terdiri dari Rudyanto Gunawan, K Margaretha Gunawan, Budyanto Gunawan dan Dian Febbyana.

Keterangan itu didapat dari seorang pegawai koperasi yang sempat berkunjung ke TKP Kalideres. Saat penghuninya masih ada yang hidup.

Saksi mendatangi rumah korban pada Mei 2022 lalu. Sesampainya di rumah itu, saksi sempat curiga dengan bau menyengat. Oleh korban Budiyanto menyebut bau tersebut berasal dari got.

Saksi tidak terlalu banyak bertanya lagi. Dia kemudian ingin bertemu dengan korban Margareth yang namanya tertulis dalam sertifikat rumah. Saat bertemu Margareth, ada korban Dian. Dian adalah anak dari Margareth.

Dian meminta saksi tidak menghidupkan lampu di kamar yang ditiduri Margareth karena ibunya tidak bisa melihat cahaya. Merasa janggal, tanpa sepengetahuan Dian, korban menyalakan lampu ponselnya dan mengarahkan pada Margareth yang ternyata sudah menjadi mayat. Saksi berteriak Allahu Akbar kemudian bergegas keluar rumah.

Tetapi, sembari menangis Dian coba meyakinkan saksi pada saksi bahwa ibunya masih hidup. Dia pun sering memberikan susu dan menyisir rambutnya.

Sederet fakta lain Kalideres juga telah ditemukan polisi, di antaranya:


1. Temuan Kapur Barus dan Lilin di Meja Makan

Polisi menemukan lilin yang diletakkan di meja makan saat polisi kembali olah TKP, Jumat (11/11). Ketua RT setempat menduga lilin tersebut digunakan sebagai alternatif penerangan saat listrik hendak diputus PLN. Selain itu, dua barang yang berfungsi sebagai penghilang bau, yakni kapur barus dan sisa bedak bayi juga ditemukan dalam penyelidikan.

"Ditemukan ada beberapa bekas bedak bayi dan kapur barus, menurut dokter, itu untuk menghilangkan bau," ujar Kapolsek Kalideres, AKP Syafri Wasdar.

Dilihat dari tingkat kebusukan, Kapolres Metro Jakarta Barat, Pasma menduga keempat mayat ini sudah meninggal sejak tiga pekan sebelum ditemukan. Meski demikian, ada kemungkinan mereka tewas dalam rentang waktu yang berbeda. Hasil forensik juga menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan dalam keempat mayat tersebut.

Wali Kota Jakarta Barat, Yani Wahyu Purwoko menduga orang yang pertama meninggal ialah suami (71) yang kemudian ditaburi kapur barus oleh anggota lain, lalu disusul istri, ipar, dan yang terakhir anak.

2. Sempat Pinjam Uang Rp50 Juta

Salah satu tukang jamu langganan keluarga yang tewas di Kalideres mengaku pernah menerima pesan dari salah satu keluarga, yakni Dian (anak) untuk meminjam uang. Uang sebesar 50 juta yang ingin dipinjam itu disebut akan digunakan untuk operasi.

"Dia pernah WhatsApp ke saya minjam duit Rp50 juta buat operasi. Operasi untuk apa saya enggak tahu," kata R. Saat R menyarankan ke korban untuk meminjam uang, korban mengaku tidak memiliki barang yang dapat digunakan sebagai jaminan.

R juga kaget saat dua bulan lalu bertemu dengan Dian. Saat itu Dian terlihat berjalan kaki dan tampak lebih kurus. Sebelumnya, keluarga itu terkenal lebih sering mengendarai motor atau mobil dan sangat jarang berjalan kaki. Ia sama sekali tidak menyapa R. Padahal, sebelum berhenti langganan jamu saat Corona tahun 2020, korban digambarkan sebagai sosok yang tinggi, gemuk dan ramah. Korban juga tidak lagi mengenakan perhiasan yang biasanya dipakai.

3. Mobil Brio Dijual pada Januari 2022

Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Pasma Royce menemukan fakta baru bahwa mobil Brio dengan nopol B 2601 BRK milik ipar telah dijual 20 Januari 2022 bulan seharga Rp160 juta.

"Bahwa kendaraan tersebut telah dijual langsung oleh Budyanto Gunawan selaku pemiliknya," kata Pasma dalam keterangannya, Selasa (15/11).

Dalam penyelidikan itu, polisi juga menyita sejumlah buku tabungan diduga milik salah satu mayat sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Namun, di antaranya tidak ada atas nama Budyanto.


4. Polisi Temukan Gunungan Sampah

Polisi kembali menemukan barang bukti berupa gunungan sampah ketika melakukan olah TKP. Tumpukan sampah itu berada di belakang ruangan rumah. Mengingat kembali penuturan warga yang menyebut keluarga itu sangat tertutup, Hengki berasumsi bahwa gunungan sampah menunjukkan keluarga tersebut terindikasi mengisolasi diri.

“Artinya ini menunjukkan yang bersangkutan dengan tetangga dan lain sebagainya apakah sifatnya ini mengurung diri dan lain sebagainya," ujarnya Hengki.

Terbaru, Polda Metro Jaya menggandeng ahli entomologi atau ahli serangga untuk menyelidiki kapan tewasnya keluarga tersebut berdasarkan temuan belatung pada mayat.

"Dan ini bisa mengarahkan kapan dia (mayat sekeluarga di Kalideres) meninggal. Nah ini tim ahli," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi.

Selain itu, temuan-temuan dari metode penyelidikan digital forensik juga dinilai memberikan petunjuk yang sangat penting. Hengki menambahkan, hasil temuan dari metode induktif dan metode deduktif nantinya akan digabungan.

"Karenanya kita cari keidentikan dari masing-masing metode penyelidikan ini. Nanti akan kami jelaskan rinci setelah semua lengkap, tidak boleh satu-persatu," ujar dia.

Baca juga:
Kasus Sekeluarga Tewas di Kalideres, Polisi Sebut 2 Jasad Sudah Alami Mumifikasi
Kasus Mayat di Kalideres: Yakin Ibu Masih Hidup, Anaknya Menangis Saat Bertemu Saksi
Kematian Sekeluarga di Kalideres & Teka Teki Rumit yang Harus Dipecahkan Polisi
Polisi Sesalkan Lokasi Sekeluarga Tewas di Kalideres Diberi Kopi: Ganggu Penyelidikan
Polisi Cek Dua HP Milik Keluarga Tewas di Kalideres, Isinya Penuh Pesan Emosi
Kasus Kalideres: Ibu Sudah Jadi Mayat, Anaknya Anggap Tidur dan Selalu Diberi Susu
Kasus Kalideres: Ibu Tewas Sejak Mei Tapi Dianggap Tidur, Saksi Teriak Allahu Akbar

Pesan Penuh Emosi dalam Ponsel

Polisi Cek Dua HP Milik Keluarga Tewas di Kalideres, Isinya Penuh Pesan Emosi

Merdeka.com 2022-11-21 20:19:40
Olah TKP satu Keluarga meninggal di Kalideres. ©2022 Liputan6.com/Johan Tallo

Polri terus berusaha mengungkap tabir kematian sekeluarga di Kalideres. Sejumlah penyelidikan tengah dilakukan. Salah satunya, memeriksa ponsel dari empat keluarga yang tewas itu.

Apa isi ponsel tersebut?

Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengky Haryadi mengatakan, pihaknya menemukan dua buah ponsel yang digunakan oleh keempat korban.

"Satu HP digunakan oleh masing-masing dua orang," kata Hengky saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Senin (21/11).

Buku Misterius

Kompolnas Ungkap Isi Buku dari Rumah Keluarga Tewas di Kalideres

Merdeka.com 2022-11-15 20:38:42
Rumah tempat 4 mayat ditemukan di Kalideres. ©2022 Merdeka.com/nur habibie

Ketua Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Benny Mamoto mengungkapkan isi dari buku yang disita polisi dalam kasus tewasnya satu keluarga di rumah Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat.

"Penyidik ketika menangani kasus selalu membuka ruang segala kemungkinan motif kasus tersebut. Melihat adanya hal-hal yang tidak biasa, seperti korban menutup diri dari keluarga, menggunakan alas kaki ditutup plastik, tidak mau ada listrik dan tidak ada makanan di TKP, maka temuan buku-buku menjadi penting untuk didalami, apakah mungkin ada kaitannya dengan peristiwa tersebut," katanya kepada wartawan, Selasa (15/11).

Menurutnya, seluruh barang bukti dan temuan fakta lapangan akan disandingkan penyidik untuk mengungkap kasus kematian satu keluarga yang dinilai tidak biasa tersebut. Termasuk menunggu hasil autopsi dan pemeriksaan laboratoris terhadap beberapa barang bukti lainnya, seperti handphone.

"Berdasarkan informasi yang kami terima bahwa di TKP ditemukan beberapa buku yang berisi ajaran dari beberapa agama. Barang bukti tersebut sedang didalami oleh penyidik," jelasnya.

Penganut Apokaliptik

Seluk Beluk Apokaliptik, Teori Penyebab Tewas Sekeluarga Kalideres

Merdeka.com 2022-11-15 07:28:29
TKP satu keluarga di Kalideres ditemukan tewas. ©2022 Merdeka.com

Pakar Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala memiliki teori terkait penyebab kematian satu keluarga di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat.

Salah satu dari teori tersebut adalah keempat anggota keluarga tersebut merupakan penganut apokaliptik.

"Keempatnya adalah penganut keyakinan menyimpang tentang hidup setelah mati. Tindakan melaparkan diri adalah bagian untuk mencapai kesempurnaan hidup," ungkap Adrianus dalam keterangannya, Senin (14/11).

Hal tersebut diungkapkannya berdasarkan temuan sementara hasil Laboratorium Forensik (Labfor) yang menyebutkan bahwa kondisi mayat dalam keadaan tidak terlihat ada sisa makanan dalam lambung jenazah. Serta beberapa buku yang disita kepolisian dan beberapa video.

Lantas apa yang dimaksud dengan Apokaliptik dari Adrianus.


Pengertian Apokaliptik

Apokaliptik merupakan bentuk kata sifat dari kata benda apokalips. Apokalips sendiri merupakan kata yang berasal dari kata dalam bahasa Yunani "apokalyptein," yang berarti mengungkapkan sesuatu yang jauh.

Kata tersebut kemudian diserap dalam bahasa Inggris menjadi apocalypse (apokalips dalam bahasa Indonesia) yang artinya kehancuran akhir dunia yang lengkap, seperti yang dijelaskan dalam kitab Wahyu Alkitab; sebuah peristiwa yang melibatkan kehancuran atau kerusakan pada skala yang mengagumkan atau bencana.

Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa apokalips adalah gambaran, atau bayangan tentang sesuatu yang jauh di masa depan, tentang akhir zaman atau kehancuran dunia. Sedangkan apokaliptik adalah sifat yang menunjukkan tentang gambaran kehancuran dunia di masa depan. Sederhananya bisa dipahami bahwa apokalips adalah gambaran tentang kiamat atau kehancuran dunia di akhir zaman.


Apokaliptisisme

Selain istilah apokalips dan apokaliptik, ada satu istilah lain yang berkaitan dengan dua hal tersebut, yakni apokalitisisme. Apokaliptisisme adalah sebuah keyakinan bahwa akan ada apokalips, suatu istilah yang awalnya mengacu pada pewahyuan kehendak Allah, tetapi sekarang umumnya mengacu pada keyakinan bahwa dunia akan segera berakhir, bahkan dalam kehidupan seseorang.

Sementara itu menurut Britannica, apokaliptisisme adalah pandangan dan gerakan eskatologis (akhir zaman) yang berfokus pada wahyu samar tentang campur tangan Tuhan yang tiba-tiba, dramatis, dan dahsyat dalam sejarah, tentang penghakiman semua orang dan keselamatan orang-orang pilihan yang setia.

Britannica juga menyebutkan bahwa apokaliptisisme dikembangkan lebih lengkap dalam spekulasi dan gerakan eskatologis Yahudi, Kristen dan Islam.


Apokaliptisisme Versi Yahudi

Apokaliptisisme Yahudi berpegang pada suatu doktrin bahwa terdapat dua era sejarah: masa sekarang yang dikuasai oleh kejahatan, dan dunia yang akan datang yang diperintah oleh Allah. Pada waktu era mendatang, akan ada seorang mesias yang akan mengantarkan umat beriman ke dalam era baru.

Karena insiden-insiden yang timbul sangat dini dalam sejarah Yahudi, prediksi mengenai waktu kedatangan mesias Yahudi sangat diperlemahkan, agar jangan ada orang yang kehilangan imannya ketika prediksi tersebut tidak terwujud selama masa hidupnya.

Musa dari Kreta, seorang rabi pada abad ke-5, mengklaim sebagai mesias dan berjanji untuk memimpin orang-orang, sama seperti Musa zaman dahulu, melintasi suatu lautan yang terbelah untuk kembali ke Palestina. Para pengikutnya meninggalkan harta milik mereka dan menantikan hari yang dijanjikan itu; kemudian, atas perintahnya, banyak orang melemparkan diri ke laut, beberapa ditemukan meninggal dan lainnya diselamatkan oleh para pelaut.


Apokaliptisisme Versi Kristen

Beberapa akademisi meyakini bahwa ajaran-ajaran apokaliptik Yesus merupakan pesan utama yang Ia sampaikan, bahkan lebih utama dari mesianisme Yesus.

Injil menggambarkan Yesus sebagai seorang nabi apokaliptik, dideskripsikan oleh diri-Nya sendiri dan oleh orang-orang lain sebagai Putra Manusia—diterjemahkan sebagai Putra Umat Manusia—untuk mengadakan pemulihan bagi Israel.

Yesus sendiri, sebagai Putra Allah, yakni suatu deskripsi yang digunakan oleh diri-Nya sendiri dan orang lain terhadap-Nya, ditetapkan untuk memerintah kerajaan ini sebagai Tuhan atas Kedua Belas Rasul, para hakim kedua belas suku.


Apokaliptisisme Versi Islam

Dalam pandangan Islam, hari kiamat atau akhir zaman merupakan sesuatu yang wajib diimani dan pasti akan datang. Ada berbagai ayat yang menggambarkan tentang apa yang terjadi ketika datangnya akhir zaman. Allah berfirman dalam QS. At Takwir 1-14 yang artinya,

"Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan, dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak dipedulikan), dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, dan apabila lautan dipanaskan, dan apabila roh-roh dipertemukan (dengan tubuh), apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh, dan apabila catatan-catatan (amal perbuatan manusia) dibuka, dan apabila langit dilenyapkan, dan apabila neraka Jahim dinyalakan, dan apabila surga didekatkan, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya."

Di dalam Alquran Surah At Takwir dijelaskan bahwa nanti matahari akan digulung, bintang-bintang akan berjatuhan, terbayangkan bahwa besok di akhirat semua sumber cahaya dipadamkan.

Sedangkan saat itu, sangat banyak manusia yang dikumpulkan dan tentunya sangat sulit untuk bergerak maupun berjalan. Ketika kita berjalan sendiri melewati jembatan yang sangat gelap dan jembatannya hampir tidak kelihatan. Apakah terbayang kita bisa melewati jembatan tersebut kalau tidak ada lampu atau senter dengan banyak risiko menyebabkan terjatuh.

Baca juga:
VIDEO: UPDATE! Polisi Temukan Sisa Bungkus Makanan dari Rumah Kasus Kalideres
VIDEO: Misteri Hilangnya Mobil dan Motor Satu Keluarga Tewas di Kalideres
VIDEO: Penemuan Sisa Bungkus Makanan dari Rumah Satu Keluarga Tewas di Kalideres
Rumah Keluarga Ditemukan Tewas di Kalideres Dikira Tetangga Sudah Lama Kosong
Polisi Olah TKP Penemuan Mayat Satu Keluarga di Kalideres, Sita Sejumlah Buku
Penemuan Mayat Satu Keluarga di Kalideres, Pasutri Diduga Tewas Lebih Dulu

Polisi Belum Simpulkan soal Sekte

Polisi Belum Bisa Simpulkan Kematian Satu Keluarga di Kalideres Bermotif Sekte

Merdeka.com 2022-11-16 22:43:40
Olah TKP satu Keluarga meninggal di Kalideres. ©2022 Liputan6.com/Johan Tallo

Sejumlah spekulasi bermunculan terkait kematian satu keluarga di perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat, adalah penganut sekte Apokaliptik. Dugaan penganut sekte muncul lantaran penyebab kematian keluarga terdiri dari pasangan suami istri bernama Rudyanto Gunawan (71) dan K. Margaretha Gunawan (68), anaknya Dian (40) dan iparnya Budianto Gunawan (68) masih sangat misteri.

Polisi menegaskan masih terus menyelidiki penyebab kematian satu keluarga tersebut. Polisi belum bisa menyimpulkan apakah kematian satu keluarga tersebut dilatarbelakangi sekte tertentu.

"Sekali lagi kita tidak bisa menyimpulkan (terkait sekte tertentu)," ujar Kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi saat ditemui di lokasi olah TKP, Rabu (16/11).

Hengki mengatakan, dalam menangani kasus selalu mengedepankan pemikiran logis termasuk tak mengaitkan kematian satu keluarga tersebut penganut sekte tertentu. Menurut dia, pembuktian penyebab kematian satu keluarga itu akan melibatkan tim ahli yang akan menjelaskan secara logis.

"Oleh karenanya tim ahli yang akan menjelaskan kemudian dipadu dengan hasil penyelidikan yang lain dan itu nanti kesimpulan terakhir," ujar dia.


Titik Terang Kasus Mayat Sekeluarga di Kalideres

Polisi mengklaim menemui titik terang penemuan mayat sekeluarga di Kalideres. Setelah kembali menggelar olah TKP (Tempat Kejadian Perkara), Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menerangkan, ada sebuah petunjuk penting yang didapat dari hasil olah TKP di Kalideres.

"Kita memperoleh petunjuk yang penting ya. Tetapi yang bisa menjawab nanti adalah ahli bukan saya," kata dia di Kalideres, Rabu (16/11).

Hengki menerangkan, penyidik sedang mempertimbangkan meminta pandangan dari ahli entomologi atau ahli serangga. Karena, ada temuan belatung pada jenazah.

"Dan ini bisa mengarahkan kapan dia (mayat sekeluarga di Kalideres) meninggal. Nah ini tim ahli," ujar dia.

Baca juga:
Ini Titik Terang Kasus Mayat Sekeluarga di Kalideres
Polisi Segera Beberkan Titik Terang Mayat Sekeluarga di Kalideres
Ada Gunungan Sampah di Dalam Rumah Sekeluarga Tewas di Kalideres
Sembilan Dokter Forensik Periksa Empat Jenazah Sekeluarga Tewas di Kalideres
Kembali Gelar Olah TKP Mayat di Kalideres, Polisi Angkut Barang Pribadi Korban
Polisi Gandeng Tim Ahli Olah TKP Satu Keluarga Meninggal di Kalideres
Usai Olah TKP Mayat di Kalideres, Polda Metro: Kita Peroleh Titik Terang

Fakta: Kematian Bukan Karena Kelaparan

Fakta Baru, Penyebab Sekeluarga Tewas Membusuk di Kalideres Bukan Kelaparan

Merdeka.com 2022-11-15 20:35:16
TKP satu keluarga di Kalideres ditemukan tewas. ©2022 Merdeka.com

Polisi terus mendalami penemuan mayat sekeluarga di Kalideres. Adalah, empat korban yang merupakan satu keluarga ditemukan tewas membusuk di kediamannya, Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat.

Ada fakta baru yang diungkap. Yakni, penyebab kematian mayat sekeluarga di Kalideres bukan kelaparan. Demikian diungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan.

Penyidik, kata Zulpan, mengedepankan Scientific Crime Investigation (SCI) untuk membuktikan faktor penyebab empat korban meninggal dunia.

"Kita sudah dapat beberapa bukti di tempat kejadian perkara (TKP), petunjuk dan sebagainya, tetapi memang belum bisa kami sampaikan secara langsung dan detail karena masih memerlukan waktu," ujar dia kepada wartawan, Selasa (15/11).

Zulpan memastikan bahwa kelaparan bukan menjadi penyebab kematian para korban. Hal itu merujuk dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh tim gabungan.

"Kita tidak menemukan adanya penyebab utamanya karena mati kelaparan tetapi penyebab utamanya kita sampaikan beberapa hari ke depan setelah hasil dari laporan keluar semua dari kepolisian, forensik, temuan di TKP (Kalideres) oleh penyidik," ujar dia.